cpu-data.info

Ganti Desain, Google Maps Dapat Kritikan dari Pembuatnya

ilustrasi Google Maps
Lihat Foto

- Google belum lama ini mengubah desain untuk aplikasi peta bikinannya, Google Maps. Perubahan yang paling terlihat adalah warna yang digunakan.

Kini, jalanan di Google Maps memiliki warna abu-abu seperti Apple Maps, bukan putih atau kuning. Warna air menjadi biru terang, sedangkan taman berwarna hijau mint.

Google mengubah pola warna Google Maps. Warna yang paling terlihat ada pada warna jalanan yang menjadi abu-abu, Rabu (22/11/2023). 9to5google Google mengubah pola warna Google Maps. Warna yang paling terlihat ada pada warna jalanan yang menjadi abu-abu, Rabu (22/11/2023).
Meski terkesan seperti pembaruan yang minor, rupanya perubahan desain ini mengundang kritik dari sejumlah pihak, termasuk salah satu pembuat Google Maps Elizabeth Laraki. Laraki merupakan salah satu dari dua desainer yang merancang Google Maps pada 2007.

Ia blak-blakan mengatakan tidak menyukai perubahan warna yang digelontorkan Google Maps.

"Saya tidak menyukainya. Warna baru ini terasa lebih dingin, kurang akurat, dan kurang sentuhan manusia," tulis Laraki lewat akun @elizlaraki di media sosial X (dahulu Twitter).

Menurut Laraki, jalan-jalan utama, lalu lintas, dan jalan setapak kini memang terlihat lebih menonjol karena dibalut warna abu-abu. Akan tetapi, warna perairan dan taman yang terang sulit dibedakan.

Laraki berasumsi bahwa Google kemungkinan merilis pembaruan (update) ini untuk meningkatkan kegunaan dan membuat peta lebih mudah dibaca.

Jika memang itu tujuannya, Google disebut telah melewatkan peluang penting untuk menyederhanakan desain Google Maps.

Baca juga: Cara Melacak iPhone yang Hilang atau Dicuri lewat Google Maps dengan Mudah

"Google Maps seharusnya membersihkan berbagai menu yang menutupi peta (bila ingin membuat peta mudah dibaca)," imbuh Laraki.

Beri masukan desain

Untuk diketahui, ketika membuka Google Maps pengguna akan disambut berbagai menu, seperti "Search here" untuk mencari alamat yang ingin dikunjungi, kemudian menu "Explore" untuk menyaring tempat berdasarkan kategori, misalnya "Restaurants" dan "Hotels".

Menu di Google Maps mencakup kolom Search, menu Explore, menu pengganti tampilan peta, dan masih banyak lagiAkun X Elizabeth Laraki Menu di Google Maps mencakup kolom Search, menu Explore, menu pengganti tampilan peta, dan masih banyak lagi
Tak berhenti sampai di situ, ada pula menu cuaca, menu mengganti tampilan peta, menu untuk menuntun pengguna ke tempat tujuan via GPS, menu "My Location", dan menu "Latest in the area" untuk melihat posting pengguna Google Maps di area sekitar pengguna.

Terakhir, pengguna disuguhkan bar navigasi yang terdiri dari tombol "Explore", "Go", "Saved", "Contribute", dan "Updates".

Laraki mengatakan, seharusnya peta hanya boleh ditutupi oleh menu yang benar-benar berguna bagi penggunanya. Jumlah menu itu tidak boleh menumpuk.

Menurutnya, Google Maps idealnya mempertahankan kolom search dan bar navigasi bawah. Hapus semua menu yang menutupi peta, kemudian pindahkan fitur yang paling sering digunakan di bar navigasi tersebut, seperti "My Location" dan menu mengganti tampilan peta.

Ide desain Google Maps yang diberikan oleh Elizabeth Laraki. Laraki merupakan salah satu desainer Google Maps pada tahun 2007Akun X Elizabeth Laraki Ide desain Google Maps yang diberikan oleh Elizabeth Laraki. Laraki merupakan salah satu desainer Google Maps pada tahun 2007
Menu "Explore" bisa dipindahkan juga ke bawah, sedangkan ruang yang tersisa bisa diberikan pada menu "Saved" untuk menyimpan alamat, atau dihapus secara keseluruhan. Fitur lainnya yang kurang dimanfaatkan pengguna bisa "dikubur" di menu lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat