Ganti Desain, Google Maps Dapat Kritikan dari Pembuatnya
- Google belum lama ini mengubah desain untuk aplikasi peta bikinannya, Google Maps. Perubahan yang paling terlihat adalah warna yang digunakan.
Kini, jalanan di Google Maps memiliki warna abu-abu seperti Apple Maps, bukan putih atau kuning. Warna air menjadi biru terang, sedangkan taman berwarna hijau mint.
Ia blak-blakan mengatakan tidak menyukai perubahan warna yang digelontorkan Google Maps.
"Saya tidak menyukainya. Warna baru ini terasa lebih dingin, kurang akurat, dan kurang sentuhan manusia," tulis Laraki lewat akun @elizlaraki di media sosial X (dahulu Twitter).
15 years ago, I helped design Google Maps.
I still use it everyday.
Last week, the team dramatically changed the map’s visual design.
I don’t love it.
It feels colder, less accurate and less human.
But more importantly, they missed a key opportunity to… pic.twitter.com/HMcpKiOEdr
— Elizabeth Laraki (@elizlaraki) November 22, 2023
Menurut Laraki, jalan-jalan utama, lalu lintas, dan jalan setapak kini memang terlihat lebih menonjol karena dibalut warna abu-abu. Akan tetapi, warna perairan dan taman yang terang sulit dibedakan.
Laraki berasumsi bahwa Google kemungkinan merilis pembaruan (update) ini untuk meningkatkan kegunaan dan membuat peta lebih mudah dibaca.
Jika memang itu tujuannya, Google disebut telah melewatkan peluang penting untuk menyederhanakan desain Google Maps.
Baca juga: Cara Melacak iPhone yang Hilang atau Dicuri lewat Google Maps dengan Mudah
"Google Maps seharusnya membersihkan berbagai menu yang menutupi peta (bila ingin membuat peta mudah dibaca)," imbuh Laraki.
Beri masukan desain
Untuk diketahui, ketika membuka Google Maps pengguna akan disambut berbagai menu, seperti "Search here" untuk mencari alamat yang ingin dikunjungi, kemudian menu "Explore" untuk menyaring tempat berdasarkan kategori, misalnya "Restaurants" dan "Hotels".
Terakhir, pengguna disuguhkan bar navigasi yang terdiri dari tombol "Explore", "Go", "Saved", "Contribute", dan "Updates".
Laraki mengatakan, seharusnya peta hanya boleh ditutupi oleh menu yang benar-benar berguna bagi penggunanya. Jumlah menu itu tidak boleh menumpuk.
Menurutnya, Google Maps idealnya mempertahankan kolom search dan bar navigasi bawah. Hapus semua menu yang menutupi peta, kemudian pindahkan fitur yang paling sering digunakan di bar navigasi tersebut, seperti "My Location" dan menu mengganti tampilan peta.
Terkini Lainnya
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- CEO Binance Changpeng Zhao Mengundurkan Diri
- Asus Resmikan Kartu Grafis GeForce RTX 4060 Ti dengan Slot SSD M.2 Terintegrasi
- Hasil "PUBG Mobile" PMGC 2023 Survival Stage Hari Pertama, Bigetron di Tiga Besar
- IDC: HMD Global Pimpin Pasar Feature Phone Dunia
- TikTok Shop Gandeng Tokopedia Bikin Marketplace Baru?