cpu-data.info

Pasar Ponsel Indonesia Masih Lesu, Pengiriman Turun 10 Persen

Ilustrasi smartphone
Lihat Foto

- Pasar ponsel Indonesia masih lesu di kuartal kedua II-2023. Setidaknya begitu menurut laporan terbaru firma riset Counterpoint Research terkait jumlah pengiriman smartphone di pasar Indonesia kuartal II-2023.

Laporan itu menyebutkan, pengiriman smartphone di Indonesia pada kuartal II-2023, turun 10 persen, dibanding kuartal yang sama pada tahun 2022 (year-on-year/YoY). Tren negatif ini berlanjut sejak kuartal I-2023 lalu.

Kala itu, masih berdasarkan laporan Counterpoint, pengiriman ponsel di Indonesia turun 8,1 persen secara YoY.

Sayangnya, pada periode ini, Counterpoint tak merinci berapa jumlah unit smartphone yang dikirimkan pada periode April-Juni 2023.

Baca juga: 5 Besar Merek Smartphone di Indonesia Versi Counterpoint, Oppo Teratas

Counterpoint memaparkan, penyebab utama lesunya pasar ponsel di Indonesia pada kuartal II-2023 adalah rendahnya kegiatan belanja smartphone pada momen Ramadhan hingga Idul Fitri atau Lebaran 2023 lalu.

Padahal, periode tersebut biasanya menjadi momen di mana orang-orang mengganti smartphone ke model yang lebih baru.

Berbagai vendor smartphone sebenarnya menyediakan aneka promosi, mulai dari diskon harga, tukar tambah, program cicilan hingga paket bundling. Namun, strategi ini rupanya belum mampu menggenjot penjualan secara signifikan.

Ketimbang membeli smartphone baru, Counterpoint menyebutkan bahwa konsumen lebih memilih membeli kebutuhan pokok lain, termasuk bahan bakar, produk rumah tangga dan pribadi, serta melakukan perjalanan.

Hal tersebut cukup masuk akal, mengingat tahun ini menjadi Lebaran pertama yang cukup dilonggarkan, setelah beberapa tahun sebelumnya pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). PPKM dilakukan untuk membendung peyebaran virus Covid-19 yang mewabah sejak tahun 2020.

Counterpoint memprediksi, kondisi pasar ponsel di Indonesia akan mulai pulih pada kuartal III dan IV-2023. Nah, untuk menjaga minat konsumen, firma riset itu menyarankan para vendor smartphone agar tetap memberikan benefit menarik, seperti diskon, bonus dan skema tukar tambah.

Baca juga: Pasar Smartphone Indonesia Tetap Lesu, Momen Ramadhan dan Lebaran Tak Berpengaruh

Pasalnya, aspek harga akan menjadi perhatian konsumen di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

"Harga menjadi lebih krusial mengingat iklim ekonomi makro saat ini yang membuat harga komoditas naik. Memberikan insentif ke konsumen bisa menjadi salah satu pilihan untuk menjaga daya tarik pasar," kata Analis Senior Counterpoint, Febriman Abdillah dikutip KompasTekno dari situs resmi Counterpoint, Jumat (25/8/2023).

Febriman juga mengatakan, insentif tadi bisa diterapkan vendor smartphone termasuk untuk produk segmen menengah hingga premium.

5 besar vendor smartphone di Indonesia

Suasana pusat perbelanjaan HP di ITC Kuningan pada Senin (12/6/2023) yang sepi pengunjung./Bill Clinten Suasana pusat perbelanjaan HP di ITC Kuningan pada Senin (12/6/2023) yang sepi pengunjung.

Dalam laporan yang sama, Counterpoint juga merangkum daftar 5 besar merek smartphone di Indonesia. Daftar ini disusun berdasarkan besaran pangsa pasar masing-masing vendor.

Pada kuartal II-2023, Oppo masih berkuasa dan menjadi vendor nomor satu di Indonesia.

Pada periode ini, Oppo berhasil meraih pangsa pasar paling besar dibandingkan lima vendor smartphone lainnya, yakni 21 persen. 

Adapun Samsung menjadi vendor nomor dua terbesar di Indonesia dengan market share 19 persen. Kemudian, diikuti Vivo (17 persen), Xiaomi (15 persen), Realme (11 persen), dan Infinix (10 persen).

Berikut 5 besar vendor smartphone di Indonesia kuartal kedua (Q2) 2023 versi Counterpoint Research.

5 besar vendor smartphone di Indonesia Market share Q2 2023 Market share Q2 2022 Pertumbuhan shipment YoY
Oppo 21 persen 19 persen -2 persen
Samsung 19 persen 20 persen -11 persen
Vivo 17 persen 19 persen -23 persen
Xiaomi 15 persen 15 persen -12 persen
Realme 11 persen 12 persen -22 persen
Lainnya 17 persen 17 persen -4 persen

Dalam penelitiannya, Counterpoint Research menghimpun data berdasarkan sell-in, atau penjualan barang dari produsen ke distributor.

Adapun untuk sell-in, Counterpoint menggunakan beragam sumber, seperti data global, laporan dari OEM (produsen peralatan asli), retail, dan sebagainya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat