cpu-data.info

Lagi Tren di Amerika, Gen-Z Ramai-ramai Tinggalkan Smartphone dan Ganti ke Ponsel Fitur

ilustrasi ponsel
Lihat Foto

- Generasi Z alias Gen-Z di Amerika Serikat (AS), belakangan ramai-ramai beralih dari smartphone ke ponsel fitur (feature phone).

Bagi yang belum familiar, feature phone merupakan ponsel yang memiliki fungsi dan fitur yang jauh lebih sederhana ketimbang smartphone.

Feature phone kerap digunakan untuk melakukan panggilan telepon dan teks saja, bukan untuk browsing, main game, ataupun media sosial.

Aspek kesederhaan yang dimiliki feature phone itulah yang menjadi alasan sejumlah anak muda mulai balik menggunakan ponsel tersebut.

Gen-Z, yang menurut Paw Research merupakan anak kelahiran tahun 1997-2012, mengungkapkan feature phone dapat membatasi waktu penggunaan layar (screen time limit) dan menjaga kesehatan mental.

“Ini adalah salah satu hal terbaik yang pernah saya lakukan untuk kesehatan mental saya karena saya dapat mengurangi stimulasi (pada smartphone).” ujar salah seorang pengguna feature phone bernama Sarah Diedrick, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Kamis (5/4/2023).

Baca juga: Pangsa Pasar Ponsel Fitur Meningkat

“Saya dapat menciptakan lebih banyak ruang, mengenal emosi dalam diri saya, dan memikirkan dampak jika saya tidak terlibat dalam penggunaan smartphone,” lanjut Diedrick.

Senada dengan Diedrick, Jose Briones sebagai salah satu influencer feature phone di forum Reddit mengatakan ingin mengubah gaya hidupnya dengan tidak menggunakan smartphone. Ia bakal menjalani hidup dengan lebih lambat, tanpa harus adu cepat seperti di internet.

“Saya pikir Anda bisa melihat populasi generasi-Z bahwa mereka lelah menatap layar. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental mereka dan berusaha untuk mengambil langkah mundur,” ujar Briones.

Dalam laporan yang sama, sejumlah pakar mengakui bahwa penggunaan smartphone memiliki dampak yang cukup signifikam terhadap kesehatan mental seseorang, khususnya kalangan remaja.

Ditambah, sejumlah anak dan remaja AS sudah diberikan akses smartphone di usia yang masih sangat muda, yakni 11 tahun. Hal ini kerap menjadi kekhawatiran sejumlah pakar dan pihak pemerintah setempat.

“Apa yang disampaikan orang di media sosial adalah tentang hal-hal baik dalam hidup mereka. Yang mana, hal tersebut membuat sebagian orang menganggap hidupnya tidak sebaik di media sosial," ujar Vice Chair Insititute for Internet and Technology Addiction, Maya Rupert.

"Itu akan berubah menjadi efek negatif yang berimbas pada kepercayaan diri dan kesejahteraan hidup,” imbuh Rupert.

Menurut data yang dipaparkan CNBC, pengguna smartphone di kalangan remaja meningkat seiring berjalannya waktu. Sementara itu, sebagian remaja mengaku ada yang kecanduan bermain ponsel dan dianggap memiliki potensi buruk pada kesehatan mental anak.

Pakar mengimbau bahwa setiap orang tua harus mulai mengedukasi dan membatasi kebiasaan penggunaan smartphone pada anak. Bukan berarti menghentikan penggunaan smartphone sepenuhnya, melainkan mengajak anak untuk rehat sejenak dari layar.

Baca juga: Apa Itu Ponsel Fitur yang Digemari Gen-Z Amerika Serikat ketimbang Smartphone?


Terkini Lainnya

Tautan Sahabat