Wali Kota di Australia Ancam Gugat ChatGPT gara-gara Skandal Suap Pejabat Indonesia

- Seorang pejabat di Australia dikabarkan akan menggugat Open AI, perusahaan yang mengembangkan chatbot berbasis AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) ChatGPT.
Pejabat tersebut adalah Brian Hood, Wali Kota Hepburn Shire, Victoria, Australia, yang mengancam akan menggugat OpenAI apabila tidak segera memperbaiki kekeliruan informasi yang diberikan ChatGPT soal dirinya.
Kuasa hukum yang mendampingi Hood, James Naughton mengatakan telah memberi OpenAI tenggat waktu selama 28 hari untuk segera memperbaiki informasi yang salah atau penyelesaian masalah akan dilakukan di meja hijau, alias pengadilan.
Namun, hingga saat ini, perusahaan dilaporkan belum memberi respons atau tanggapan lebih lanjut. Hal ini akan menjadi kasus gugatan pertama yang dihadapi ChatGPT sejak didirikan pada November 2022 lalu.
Kekeliruan tersebut bermula dari ChatGPT yang salah memberi jawaban ketika ditanyai pertanyaan “Peran apa yang dilakukan Brian Hood dalam kasus suap Securency?”.
Baca juga: ChatGPT Dilarang Dipakai di Italia
Menurut jawaban ChatGPT, Hood disebut pernah terlibat skandal penyuapan ke salah satu pejabat di Indonesia dan Malaysia.
“Brian Hood merupakan salah satu mantan eksekutif Securency yang terlibat dalam skandal penyuapan. Pada 2011, ia dijatuhi tiga dakwaan, yakni konspirasi untuk menyuap pejabat asing di Indonesia dan Malaysia, serta dakwaan membuat pembukuan palsu," begitu tulis ChatGPT.
Chatbot tersebut juga menyebut bahwa Hood mengakui dakwaan tersebut dan dijatuhi hukuman penjara.
"Hood mengaku bersalah atas tuduhan yang diberikan pada 2012 dan dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun 3 bulan," begitu informasi yang disebutkan ChatGPT soal Hood, sebagaimana dihimpun dari The Sydney Morning Herald.
The Sydney Morning Herald Tangkapan layar jawaban ChatGPT ketika ditanya peran Brian Hood dalam kasus penyuapan Securency di Australia. Brian Hood menyebut bahwa ChatGPT memberikan jawaban yang keliru.
Kasus Securency adalah kasus penyuapan yang dilakukan agen percetakan uang kertas bernama Securency sekitar 2011 hingga 2012 lalu. Berdasarkan kisah sebenarnya, saat kasus penyuapan terjadi, Hood-lah yang melaporkan hal tersebut ke pihak berwenang dan jurnalis lokal.
Artinya, Hood adalah whistleblower alias pihak yang mengungkap skandal tersebut, bukan pelaku.
Tahun 2014 lalu, Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga sudah memastikan bahwa tidak ada keterlibatan pemerintah Indonesia dalam skandal Securency.
"Pemerintah Australia menekankan bahwa Presiden dan mantan Presiden Indonesia bukan pihak yang terlibat dalam proses pengadilan Securency," demikian pernyataan pers yang dibuat dalam versi bahasa Indonesia di situs Kedubes Australia yang terbit tahun 2014 silam.
Dengan demikian, jawaban yang diberikan ChatGPT mengenai Brian Hood dan skandal Securency, adalah informasi yang kurang akurat dan tidak update.
Saat pertama kali mengetahui hal tersebut, Hood mengaku kecewa sekaligus marah. Kekeliruan jawaban yang diberikan ChatGPT sangat berdampak pada reputasinya sebagai Wali Kota di Herpburn Shire. Orang-orang yang tidak mengetahui kasus sebenarnya akan salah menilai Hood.
Terkini Lainnya
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Menutup Aplikasi Latar Belakang Bisa Hemat Baterai HP, Benarkah Demikian?
- Game Penerus Ragnarok Online Meluncur di Indonesia, Tersedia untuk Smartphone dan PC
- Ramai soal WhatsApp Web Masih Bisa Diakses di Laptop meski HP Mati, Benarkah Demikian?
- Tabel Spesifikasi dan Harga Infinix Smart 7 di Indonesia
- Akun WhatsApp Diblokir Sementara? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Link dan Cara Voting Logo IKN Nusantara, Ada 5 Pilihan Logo