Ada PPKM, Pengiriman Ponsel Indonesia Turun 21 Persen
- Pengiriman ponsel di Indonesia mengalami penurunan sebesar 21 persen year on year (YoY) pada kuartal III-2022, berdasar laporan dari firma riset pasar Counterpoint Research.
Salah satu fakfor yang memengaruhi menurunnya pengiriman smartphone di Indonesia adalah faktor ekonomi makro yang tidak kunjung pulih. Ketidakjelasan kondisi ekonomi mengakibatkan pasar smartphone juga ikut melesu.
Dalam laporannya, Counterpoint mencatat bahwa penurunan yang dihadapi di Indonesia cukup signifikan, jika dibandingkan dengan kuartal III-2021 atau periode sama tahun lalu.
Baca juga: Mal Ditutup karena PPKM Darurat, Tukang Servis HP Buka Lapak di Pinggir Jalan
Sebab, pada 2021 lalu, pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sempat dilonggarkan sehingga membuat pengiriman ponsel menjadi lebih tinggi dibanding 2022.
“Pemintaan smartphone yang tinggi pada kuartal III-2021 usai pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat (akibat) Covid-19 mendorong pengiriman (smartphone) yang lebih tinggi" tulis Counterpoint dalam laporannya, dirangkum KompasTekno, Selasa (15/11/2022).
"(sehingga) membuat (pengiriman ponsel) kuartal III-2022 ini terlihat lebih buruk,” lanjut Counterpoint.
Oppo nomor satu
Oppo menurut Counterpoint menjadi vendor ponsel di Indonesia dengan pangsa pasar terbesar, diikuti oleh Samsung dan Vivo di belakangnya. Meski demikian, Counterpoint tidak merinci berapa pangsa pasar masing-masing.
Baca juga: Oppo Indonesia Ungkap Seri Ponsel yang Laris Saat Ini
Yang pasti menurut Counterpoint, Oppo berhasil menjadi vendor ponsel nomor satu di Indonesia berkat penjualan dari lini smartphone A-series, seperti Oppo A16, A57, hingga Reno series.
Tidak hanya itu, strategi pemasaran yang diterapkan juga menjadi faktor pendukung. Misalnya, Oppo melakukan pemasaran produknya secara agresif dan menjual berbagai macam model smartphone, diikuti dengan rentang harga yang berbeda-beda.
Sehingga hal-hal tersebut dapat mendorong pertumbuhan perusahaan secara signifikan.
Memasuki kuartal IV-2022, Counterpoint memprediksi kemajuan dalam pemulihan ekonomi makro, yang dapat menggerakkan pasar smartphone.
Senior Analyst Counterpoint, Febriman Abdillah mengatakan bahwa kemungkinan besar ada permintaan tinggi untuk ponsel kelas menengah ke bawah di akhir tahun nanti.
"Kami melihat bakal ada peningkatan spesifikasi untuk (ponsel) model-model baru. Hal ini dapat memicu permintaan melalui upgrade, ditambah lagi ada kemungkinan permintaan yang terpendam di kuartal IV," kata Abdllah.
Tantangan bagi vendor ponsel adalah bagaimana menarik konsumen secara efektif. Konsumen akan memiliki banyak pilihan merek dan model ponsel cerdas dan akan lebih sadar akan fitur apa yang mereka butuhkan.
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- Upaya Telkomsel Dukung Transformasi Digital Pemerintah
- Qualcomm Siap Gelar Snapdragon Summit 2022 di Hawaii
- Realme 10 5G Meluncur dengan Chip Dimensity 700
- Cara Menyembunyikan Status Online di WhatsApp Agar Tidak Diganggu
- Seperti Apa TWS yang Cocok untuk Aktivitas Kerja Hibrida dan WFA?