Siap-Siap Menghadapi Otomatisasi Transportasi

PERKEMBANGAN teknologi sudah tidak bisa dibendung lagi. Dengan menggunakan teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan, pada waktunya nanti sedikit demi sedikit semua perangkat akan dapat bekerja sendiri dengan hanya sedikit sentuhan dari manusia atau istilah kerennya otomatisasi.
Semua perikehidupan sepertinya nanti akan terdampak dengan teknologi ini. Tidak hanya di negara maju, tapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini karena seiring kemajuan teknologi informasi yang dapat diakses oleh hampir semua manusia di bumi. Dan itu pun juga karena didukung oleh teknologi artificial intelligence.
Presiden Joko Widodo sudah berulang kali menyatakan bahwa kita harus bersiap menghadapi era tersebut karena cepat atau lambat, Indonesia akan terdampak perkembangan teknologi itu. Seberapa besar keberhasilan kita nantinya, sangat tergantung dengan persiapan kita saat ini.
Baca juga: EHang 216 Taksi Terbang Pertama di Indonesia, Masih Menunggu Izin
Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN, Erick Thohir juga menyatakan bahwa pada tahun 2030 akan ada 9 jenis pekerjaan yang beralih karena adanya otomatisasi ini. Salah satunya adalah tenaga jasa transportasi.
Kendaraan otonom
Teknologi transportasi memang selalu berkembang pesat dan tentu saja juga menuju otomatisasi. Salah satu contohnya yang sering kita dengar adalah adanya drone atau pesawat terbang tanpa awak pilot dan pramugari.
Saat ini drone sedang dikembangkan untuk pengangkutan kargo atau barang. Bukan tidak mungkin nantinya drone juga akan mengangkut manusia. Sekarang hal itu sedang diuji coba, tinggal menunggu waktu saja.
Bukan hanya di transportasi udara, di transportasi darat juga sudah mulai dikembangkan mobil otonom baik mobil pribadi maupun kendaraan umum seperti bus yang bisa jalan sendiri dengan bantuan komputer. Tak perlu sopir dan kondektur manusia.
Mungkin juga sekarang sedang dikembangkan kereta api dan kapal laut yang otonom. Semua serba mungkin terjadi karena perkembangan teknologi AI.
Tidak hanya di sarana utamanya saja yang otonom, ada kemungkinan nanti prasarana penunjangnya juga otonom. Misalnya saja nantinya pengaturan lalu lintasnya atau navigasi baik darat-laut-udara juga akan otonom.
Halte, stasiun, terminal, pelabuhan atau bandara juga akan menggunakan teknologi yang otonom. Bengkel-bengkel perawatan dan perbaikan mobil, pesawat, kapal, kereta juga nanti menggunakan teknologi otonom yang saling terkoneksi.
![Layanan Pos Inggris mengandalkan drone untuk menjangkau pengiriman peralatan kesehatan ke wilayah-wilayah yang terpencil. [Ilustrasi Via DW Indonesia]](https://asset.kompas.com/crops/l7PkgxaQEa0lGSX5wyMlqIgmgAY=/87x0:949x575/750x500/data/photo/2021/05/11/609a2c381f5b2.jpeg)
Persiapan SDM
Teknologi yang meminimalisir sentuhan manusia ini dikembangkan untuk meminimalisir human error atau kesalahan manusia dalam operasional transportasi. Karena human error merupakan penyumbang penyebab kecelakaan terbesar baik di darat, laut, udara maupun kereta api.
Oleh karena itu, sudah sejak awal Presiden Joko Widodo sudah menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia yang dimulai dari jenjang pendidikan. Misalnya saja pendidikan untuk pilot, sopir, masinis, nakhoda, personil navigasi sudah harus diberikan sentuhan teknologi otonom itu.
Baca juga: Kemenhub Proses Izin Operasi Taksi Terbang Pertama di Indonesia
Pendidikan pilot di samping menggunakan perangkat konvensional seperti pesawat atau helikopter saat ini, juga harus dikenalkan dengan drone. Begitupun untuk sopir, masinis, nahkoda dan lainnya.
Untuk itu tentu saja silabus pendidikan dan para pendidiknya juga harus terlebih dahulu ditingkatkan kemampuannya untuk mengenal secara lebih baik teknologi otonom tersebut.
Lembaga pendidikan transportasi bisa bekerja sama dengan para teknolog atau dunia industri yang mengembangkan teknologi otonom sehingga didapat suatu ilmu pengetahuan yang bisa diajarkan di lembaga pendidikan dan nantinya dapat diterapkan di dunia nyata.
Terkini Lainnya
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- Tombol “Caption” Hadir di Video Twitter
- Terancam Diblokir karena Belum Daftar PSE, Twitter dan Meta Bungkam, Google Akan Menyesuaikan
- Mantan VP Gojek Alamanda Shantika Jadi Komisaris Blue Bird
- Gimbal DJI RS 3 dan RS 3 Pro Sudah Bisa Dipesan di Indonesia, Ini Harganya
- Khaby Lame Pengguna TikTok dengan Follower Terbanyak di Dunia