cpu-data.info

Eropa Wajibkan Seluruh Perangkat Elektronik Pakai USB-C Mulai 2024 Halaman all -

Kabel data yang disertakan berjenis USB C to USB C dan bisa langsung terhubung ke charger
Lihat Foto

- Komisi Uni Eropa (EU) akhirnya menyetujui aturan tentang port pengisian daya tunggal menggunakan port USB Type-C untuk perangkat elektronik yang dijual di Eropa, menjadi sebuah Undang-undang (UU) baru pada Selasa (7/6/2022).

Aturan tersebut merupakan bagian dari proposal revisi Pedoman Peralatan Radio yang diajukan Perlemen Uni Eropa sejak 23 September 2021.

Menurut keterangan tertulis di situs resmi Parlemen Eropa, aturan yang mengatur penggunaan charger USB Type-C di Eropa ini dijadwalkan diresmikan dan diterbitkan sebagai undang-undang baru pada musim panas tahun ini, atau sekitar bulan Juli-September 2022 ini.

Baca juga: iPhone Keluaran Eropa Diwajibkan Pakai USB Tipe C

Lalu, undang-undang tersebut bakal efektif berlaku 24 bulan (dua tahun) setelah diterbitkan, atau sekitar Juli-September 2024.

Adapun jenis perangkat elektronik di Eropa yang diwajibkan menggunakan port USB C mulai 2024 adalah sebagai berikut:

  • Smartphone
  • Tablet
  • Kamera digital
  • Earbud/ True Wireless Stereo
  • E-reader
  • Headphone dan headset
  • Konsol game portable
  • Speaker portable
  • Keyboard
  • Mouse

Laptop juga menjadi perangkat elektronik yang harus menaati kewajiban penggunaan USB C sebagai metode pengisian daya berkabel.

Baca juga: Samsung Hapus Huruf Z di Ponsel Lipat Pasar Eropa, gara-gara Perang Rusia-Ukraina?

Namun, Parlemen Eropa menetapkan bahwa vendor laptop diberikan waktu 40 bulan atau sekitar 3 tahun 4 bulan untuk mematuhi kewajiban tersebut.

Ini artinya, seluruh laptop yang dijual di Eropa harus sudah menggunakan port USB C untuk pengisian daya mulai tahun 2025 mendatang.

Beberapa vendor laptop seperti Apple, Dell, Asus, serta Lenovo sudah mulai membekali beberapa lini produknya dengan pengisian daya USB-C.

Untuk ponsel, kebanyakan vendor ponsel Android sudah beralih menggunakan USB-C untuk pengisian daya. Meski, di sisi lain, masih ada beberapa juga yang menyematkan port Micro USB. Apple juga masih membekali lini iPhone dengan port Lightning.

Namun, setelah undang-undang "USB C" ini berlaku dalam dua hingga tiga tahun ke depan, seluruh merek perangkat elektronik yang dipasarkan di wilayah Eropa harus menggunakan charger USB Type-C.

Baca juga: CEO Yandex Mundur Setelah Kena Sanksi Uni Eropa

Konsumen disebut bakal hemat Rp 3,8 triliun

Ilustrasi banyak Kabel USB (Universal Serial Bus) untuk konektor pengisian daya.Roman Mykhalchuk Ilustrasi banyak Kabel USB (Universal Serial Bus) untuk konektor pengisian daya.
Parlemen Uni Eropa mengungkapkan bahwa aturan soal lubang pengisian daya umum untuk perangkat elektronik yang dijual di Eropa itu dirancang untuk membantu mengurangi limbah elektronik.

"Undang-undang ini merupakan bagian dari upaya UE yang lebih luas untuk membuat produk di UE lebih berkelanjutan, mengurangi limbah elektronik, dan membuat hidup konsumen lebih mudah," tulis Parlemen Eropa.

Anggota Parlemen EU, Malta Alex Agius Saliba mengungkapkan, adapter pengisi daya yang dibuang dan tidak digunakan diperkirakan mewakili sekitar 11.000-15.000 ton limbah elektronik setiap tahunnya.

Baca juga: Apple Bayar Rp 6 Miliar untuk Sampah Elektronik

Nah, secara teori, jika semua smartphone dan perangkat elektronik menggunakan port USB C yang praktis dan universal itu, konsumen hanya membutuhkan minimal satu buah charger untuk dipergunakan ke beberapa perangkat.

Sehingga pengguna tak perlu membeli adapter charger baru ketika memiliki perangkat elektronik anyar.

Dari sisi materi, aturan baru ini akan membantu konsumen di Eropa menghemat hingga 250 juta euro (setara Rp 3,8 triliun) per tahun untuk pembelian adapter charger yang tidak perlu.

Kecepatan fast charging bakal disamakan

Tak hanya menyeragamkan lubang pengisian daya dengan USB C, Komisi Eropa juga bakal menyamakan kecepatan pengisian daya untuk perangkat yang mendukung fitur pengisian cepat (fast charging).

"Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengisi daya perangkat mereka pada kecepatan yang sama dengan pengisi daya yang kompatibel," tulis Parlemen Eropa di situs resminya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (8/6/2022).

Selama ini, vendor berlomba-lomba untuk mengembangkan fitur pengisian cepat di ponsel bikinannya. Tak heran bila fast charging kerap menjadi fitur yang diunggulkan oleh sejumlah smartphone.

Misalnya, seperti Xiaomi dengan teknologi HyperCharge 120 watt dan 200 watt. Dengan teknologi HyperCharge 200 watt, ponsel Xiaomi dengan baterai 4.000 mAh diklaim dapat mengisi daya hingga penuh dalam waktu 8 menit saja.

Baca juga: Google, Facebook, dkk Wajib Ungkap Rahasia Algoritmanya di Eropa

Sedangkan, teknologi HyperCharge 120 watt membuat ponsel Xiaomi dengan baterai 5.000 mAh dapat terisi penuh dalam waktu 17 menit.

Oppo juga mempunyai teknologi fast charging bernama SuperVOOC, Realme dengan UltraDart, dan sebagainya.

Meski akan diseragamkan, Parlemen Eropa belum mengungkapkan berapa kecepatan fast charging yang bakal diberlakukan secara umum untuk perangkat elektronik yang dipasarkan di Eropa.

Parlemen juga belum menetapkan standar pengisian daya untuk laptop.

Anggota parlemen Uni Eropa mengatakan, pihaknya kesulitan dalam menentukan standar pengisi daya yang berlaku untuk laptop dengan kebutuhan daya yang berbeda.

“Kami tidak memiliki kepastian teknis tentang standar yang dapat melayani laptop antara 100 dan 240 watt. Itulah mengapa kami memperpanjang tenggat waktu untuk menentukan standar pengisian laptop yang jelas," kata Saliba, sebagaimana dihimpun dari The Verge.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat