cpu-data.info

Komunitas Gamer Pertanyakan Timnas AoV dan LoL yang Batal ke Sea Games 2021

Timnas esports Indonesia bertanding melawan timnas esports Filipina dalam final Mobile Legends SEA Games 2019 di Filoil Flying V Center, Manila, Filipina, Minggu (8/12/2019). Timnas esports Indonesia berhasil meraih medali perak.
Lihat Foto

- Kemenpora, melalui Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) belum lama ini membatalkan keberangkatan empat cabang olahraga (cabor) e-sports untuk empat nomor pertandingan, di SEA Games 2021 Vietnam.

Keempat nomor cabor e-sports yang tidak diberangkatkan tersebut mencakup Arena of Valor (AoV), League of Legends (LoL) PC, League of Legends (LoL) Wild Rift Men, dan League of Legends (LoL) Wild Rift Women.

Menurut Ketua tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora Mochammad Asmawi, perampingan ini terpaksa dilakukan karena berbagai alasan, salah satunya adalah tidak adanya potensi dari keempat cabor e-sports tersebut.

Ketua Komunitas Gamer Indonesia, Javier Ferdano mengatakan bahwa perampingan yang dilakukan PBESI ini merupakan hal yang cukup wajar, mengingat di tiap Olimpiade pastinya ada cabor yang tidak diberangkatkan.

Baca juga: PBESI Batal Kirim Timnas E-sports AoV dan LoL ke SEA Games 2021 Vietnam

Meski demikian, Javier menyayangkan cabor e-sports AoV yang tidak jadi diberangkatkan. Padahal, salah satu tim AoV dari Indonesia sempat mengharumkan nama bangsa di gelaran pesta olahraga internasional beberapa tahun lalu.

"Atas dasar apa AoV tidak dapat diberangkatkan? Padahal faktanya, AoV memiliki peforma yang di atas target," kata Javier ketika dihubungi KompasTekno, Rabu (6/4/2022).

"Pada SEA Games Filipina 2019 lalu, misalnya, tim AoV Indonesia menargetkan medali perunggu, namun ternyata mereka mampu membawa medali perak," imbuh Javier.

Ia juga mempertanyakan satu cabor e-sports yang terpilih untuk diberangkatkan, yaitu CrossFire.

Menurut dia, pemberangkatan kontingen CrossFire untuk Indonesia kurang pas dengan skema e-sports Tanah Air saat ini, mengingat server Indonesia untuk game tersebut sudah ditutup alias "mati" sejak 2020 lalu.

"Skema kompetitif e-sports CrossFire di Indonesia itu juga sudah tidak aktif sejak 2018 lalu, tepatnya ketika ada gelaran World Cyber Game (WCG)," jelas Javier.

Mimpi para atlet pupus

Ilustrasi E-SportsIstimewa Ilustrasi E-Sports

Hal serupa dikatakan CEO Alter Ego Esports, Delwyn Sukamto. Ia mengatakan bahwa perampingan dari PBESI ini bisa memupuskan impian para atlet dari masing-masing cabor e-sports yang gagal berangkat.

Baca juga: 8 Game yang Dipertandingkan di SEA Games 2021, Ada Mobile Legends dan Free Fire

"Saya mengerti pasti ada alasan yang konkret (kenapa tidak jadi berangkat)," ujar Delwyn kepada KompasTekno, Rabu (6/4/2022).

"Namun sangat disayangkan saja, terutama untuk atlet-atlet yang bertanding di cabor e-sports yang tadinya bakal diberangkatkan. Sebab, mereka sudah punya harapan tinggi," imbuh Delwyn.

Meski menyayangkan langkah PBESI, baik Delwyn dan Javier kompak mengatakan bahwa mereka tetap mendukung tim nasional Indonesia untuk cabor e-sports yang diberangkatkan ke SEA Games 2021 Vietnam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat