cpu-data.info

Vendor Rusia Ini Pernah Rilis Smartphone Dua Layar di Indonesia, Begini Nasib Bisnisnya Kini

Tampilan layar depan (kiri) dan layar belakang YotaPhone 2
Lihat Foto

- Tahukah Anda bahwa di Indonesia pernah kedatangan smartphone asal Rusia? Bagi pengamat atau penggemar gadget di tanah air, mungkin sudah tak asing lagi dengan ponsel Yotaphone.

Ya, Yotaphone merupakan ponsel yang diproduksi oleh vendor asal Rusia, yakni Yota Device. Yotaphone mungkin kurang terdengar familiar bagi sebagian kalangan. Yotaphone sempat hadir di Indonesia pada tahun 2016, kemudian tak ada kabarnya lagi.

Baca juga: Ponsel 5G BlackBerry Resmi Tutup Usia

Smartphone dari Rusia tersebut pertama kali diboyong ke Indonesia lewat PT Maxindo Telematika pada tahun 2016, dengan seri ponsel Yotaphone 2. Kala itu, Yotaphone 2 dibanderol seharga Rp 8,9 juta dan dapat dibeli secara online lewat marketplace Blibli.

Yotaphone 2 memiliki tampang yang cukup unik, smartphone dari Rusia ini dibekali dua layar yang tersemat di bagian bodi depan dan belakang.

Di bagian depan, terdapat layar AMOLED berukuran 5 inci (1.920x1.080 piksel), sedangkan layar kedua di bagian punggung menggunakan panel Electronic Paper Display (EPD) berukuran 4,7 inci (960x540 piksel).

Panel layar tersebut mirip dengan yang biasa dipakai di perangkat e-book reader. YotaPhone 2 kala itu telah dibekali kamera utama dengan resolusi 8 MP dan LED flash, yang terletak persis di atas layar kedua pada bagian punggung ponsel.

Sedangkan untuk urusan selfie, Yotaphone 2 dibekali dengan kamera depan 2 MP. Sementara itu, dapur pacunya ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 801, dipadankan dengan RAM 2 GB dan memori internal 32 GB.

Setahun berikutnya, Yota Device mengeluarkan Yotaphone 3 pada 2017, dengan desain yang mirip dengan Yotaphone 2, yakni menggunakan dua layar yang terletak di bagian muka dan punggung ponsel.

Pengumuman Yotaphone 3 diselenggarakan di China kala itu. Namun, sayangnya ponsel tersebut tidak lanjut dipasarkan di Indonesia, entah karena alasan apa. Jadi, pasar Indonesia hanya pernah menerima Yotaphone 2.

Dua tahun berselang sejak peluncuran Yotaphone 3, tepatnya pada 2019, kabar buruk datang dari Yota Device. Pabrikan ponsel Yotaphone tersebut dinyatakan bangkrut karena terlilit utang dengan pemasok.

Baca juga: Hilangnya Identitas BlackBerry

Kebangkrutan Yota Device

Kabar perusahaan Yotaphone bangkrut datang dari Mahkamah Agung Kepulauan Cayman. Kebangkrutan Yota Device disebabkan karena perusahaan tengah kesulitan finansial dan terlilit utang dengan pemasok, salah satunya adalah Hi-P Electronics.

Perusahaan asal Singapura itu menyeret Yota Device ke jalur hukum karena belum membayar utang sebesar 126 juta dollar AS (sekitar Rp 1,8 triliun bila menggunakan nilai kurs saat ini) pada tahun 2015.

Hi-P Electronics diketahui menjadi pemasok layar panel tinta digital untuk ponsel Yotaphone. Yota Device disebut menolak untuk menerima pengiriman barang dari HI-P yang telah disepakati sebelumnya.

Hi-P sempat sepakat untuk mengambil 17 juta dollar AS (sekitar Rp 243 miliar bila menggunakan nilai kurs saat ini) sebagai gantinya, tetapi ternyata kesepakatan itu gagal atau tidak terpenuhi, sebagaimana dihimpun KompasTekno pada tahun 2019.

Kasus kemudian diajukan ke meja hukum dan akhirnya Yota Device resmi dinyatakan bankrut oleh Mahkamah Agung Kepulauan Cayman. Kebangkrutan Yota Device ini menandai kiprahnya dalam pasar ponsel global yang tak berumur panjang.

Yota Device memulai debut dengan merilis YotaPhone generasi pertama pada tahun 2012. Hingga dinyatakan bankrut, Yota Device hanya menelurkan total tiga ponsel. Dua lainnya adalah YotaPhone 2 dan 3 yang dirilis lima tahun setelah generasi pertama.

Kedua ponsel tersebut bisa dikatakan tidak cukup sukses dipasaran, Yotaphone 2 dan 3 hanya terjual sebanyak 75.000 unit. YotaPhone 2 juga sempat gagal melebarkan sayap ke pasar Amerika Serikat pada tahun 2015.

Baca juga: Rumor Spesifikasi Nokia Edge 2022 yang Viral di TikTok, Tak Selazim Ponsel Lain

Pada tahun 2016, Yota Device memutuskan untuk menarik diri dari pasar Rusia dan Eropa. Akhirnya, Yota pun menggeser fokus pasarnya ke China dan sampailah ke Indonesia. Kurang sukses di pasar dan terlilit utang, membuat Yotaphone tak bisa berkata banyak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat