Microsoft Diretas, Kode Sumber Bing dan Cortana Dicuri Hacker Lapsus$
- Kelompok hacker Lapsus$ kembali melancarkan aksi peretasan kepada salah satu perusahaan teknologi ternama. Kali ini, grup peretasan yang berbasis di Amerika Selatan tersebut menargetkan Microsoft sebagai korban barunya.
Lapsus$ mengeklaim telah menyebarkan source code software beberapa produk perusahaan software raksasa itu, seperti Bing, Cortana, dan projek lain yang dicuri hacker dari server internal Azure DevOps.
Source code atau kode sumber merupakan istilah komputer, yakni kumpulan instruksi bahasa pemrograman yang biasa berbentuk teks untuk memberi perintah kerja komputer.
Baca juga: Elden Ring di PC Rentan Disusupi Hacker, Pemain Diimbau Nonaktifkan Fitur Multiplayer
Upaya peretasan yang dilakukan Lapsus$ pertama kali diketahui melalui sebuah postingan yang diunggah di Telegram pada Minggu (20/3/2022) dan Senin (21/3/2022).
Lapsus$ mengunggah sebuah torrent yang diklaim berisi 90 persen source code Bing dan 45 persen lainnya memuat kode untuk layanan Bing Maps dan asisten virtual Cortana.
Upaya peretasan yang dilakukan Lapsus$ disebut-sebut hanya mengakibatkan bocornya sejumlah source code milik Microsoft. Namun nyatanya, kebocoran tersebut telah mengekspos 37 GB repositori source code internal Azure DevOps, server milik Microsoft.
Akibat insiden ini, sejumlah data seperti e-mail serta beberapa dokumentasi internal Microsoft untuk menerbitkan aplikasi berbasis mobile bocor ke publik.
Baca juga: Aksi Hacker Anonymous Melawan Rusia, Deklarasi Perang hingga Kirim Pesan pada Putin
Data-data tersebut nampaknya akan digunakan Microsoft pada infrastruktur berbasis web, situs web, atau aplikasi mobile.
Tidak ada tanda-tanda kebocoran source code untuk software berbasis desktop Microsoft seperti Windows, Windows Server, dan Microsoft Office.
Tanggapan Microsoft
Microsoft sendiri membenarkan insiden ini dan mengaku tengah berupaya untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan tertulis di blog resmi, Microsoft menyampaikan beberapa metode yang dilakukan Lapsus$ untuk bisa mendapatkan akses awal ke sistem perusahaan.
Grup hacker yang diberi kode nama DEV-0537 oleh Microsoft ini diklaim menyebarkan kode pencuri password "Redline" untuk bisa mendapatkan kata sandi dan session token korban. Kode "Redline" didapatkan dari sebuah forum kriminal.
Selanjutnya, Lapsus$ juga membayar orang dalam perusahaan target, seperti pemasok atau mitra bisnis Microsoft, untuk bisa mendapatkan akses ke file kredensial dan persetujuan multi-factor authentification (MFA).
Baca juga: Hacker Tipu Pemilik NFT di OpenSea, Bobol Rp 24 Miliar
Lapsus$ kemudian akan mencari repositori source code publik pada file kredensial yang sudah terekspos.
Data kredensial dan/atau session tokens yang terlah didapatkan akan digunakan kelompok hacker ini untuk mengakses sistem dan aplikasi yang terhubung ke internet.
Terkini Lainnya
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- iPhone 17 Series dan iPhone SE 4 Bakal Lebih Mahal?
- AS Perketat Ekspor Chip AI, Kuota GPU untuk Indonesia "Cuma" Sekian
- 10 Emoji Ini Sering Disalahartikan, Simak Makna Sebenarnya
- Tanda-tanda Google Search Mulai Ditinggalkan
- Fungsi Factory Reset di HP yang Perlu Diketahui
- Jelang Galaxy S25 Rilis, Ini Harga Samsung S24 Terbaru di Indonesia
- Waspada, Ini Dia Daftar Pola Password yang Rentan Diretas
- Arti Kata Cenblu yang Ramai di X Twitter
- Empat Produk Baru Oppo, HP Reno 13 5G, 13F 5G, 13F 4G, dan TWS Enco Air 4
- Apple Mac Mini dengan Chip M4 dan M4 Pro Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Inovasi Baru Hybrid VOX Hadirkan Format Iklan AI yang Relevan dan Efektif
- HP Realme Note 60x Resmi di Indonesia, HP Tangguh Harga Rp 1 Jutaan
- Xiaomi Vendor Smartphone Paling Tumbuh pada 2024
- Ponsel Lipat ZTE Nubia Flip 2 Meluncur dengan Cover Screen Jumbo
- Dari Pagi hingga Malam, Menjajal Kamera Oppo Reno7 5G di Sirkuit Mandalika
- IDC: 5 Besar Vendor Smartphone di Indonesia 2021, Oppo Teratas
- Realme GT Neo 3 Resmi dengan Dimensity 8100 dan Teknologi Charge 150 Watt
- Apa Nama Burung yang Jadi Logo Twitter?
- Instagram dan Facebook Diblokir tapi WhatsApp Tidak, Rusia Tidak Berani?