Bos Intel Prediksi Kelangkaan Chip Berlangsung hingga 2023

- Kelangkaan pasokan chip semikonduktor yang melanda industri teknologi global diperkirakan belum akan membaik dalam waktu dekat. Bahkan CEO Intel Patrick Gelsinger belakangan memprediksi bahwa kelangkaaan chip bakal berlangsung hingga 2023.
Prediksi itu disampaikan Gelsinger saat menyampaikan laporan pendapatan perusahaan.Gelsinger menjelaskan bahwa kelangkaan pasokan chip di pasaran turut dipengaruhi oleh tingginya permintaan konsumen terhadap produk elektronik.
Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, masyarakat mulai beralih untuk menerapkan metode work from home (WFH). Kondisi ini kemudian memaksa konsumen untuk membeli perangkat PC dan laptop agar dapat bekerja dan belajar dari rumah.
Tingginya permintaan terhadap perangkat tersebut menyebabkan ketidak seimbangan antara permintaan dengan ketersediaan pasokan barang.
Baca juga: Menyoal Biang Keladi Kelangkaan Chip yang Bikin Pusing Industri Global
Situasi ini memberikan pengaruh besar kepada pihak produsen barang, terutama pada perusahaan penyedia chip semikonduktor karena semakin sulit untuk memenuhi permintaan komponen.
"Saat ini kita berada dalam kondisi terburuk. Keadaan akan mulai membaik mulai beberapa kuartal di tahun mendatang, namun keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan tidak akan berlangsung hingga 2023," ungkap Gelsinger.
Gelsinger memperkirakan tren permintaan terhadap perangkat PC dan laptop ini masih akan terus berlangsung hingga beberapa waktu ke depan.
Meski demikian, Intel justru mencatat sejumlah penurunan pada angka pendapatan serta penjualan perangkat PC. Selama kuartal ketiga 2021, nilai saham Intel dilaporkan turun lebih dari 8 persen akibat penyusutan pasokan chip global sebesar 2 persen.
Baca juga: Bocoran Benchmark CPU Intel Alder Lake, Lebih Ngebut dari Apple M1 Max dan AMD Ryzen 5980HX
Intel mencatat pendapatan sebesar 18,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 256,6 triliun). Nilai tersebut tidak mencapai target yang diharapkan, yakni sebesar 18,24 miliar dolar AS (sekitar Rp 258,6 triliun)
Sementara, penjualan PC termasuk komponen chip tercatat turun 2 persen secara year-over-year (YoY) di angka 9,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 137,5 triliun), sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Rabu (27/10/2021).
Penurunan juga terjadi pada segmen data center. Intel Data Center Group hanya berhasil meraih 6,5 miliar dolar AS (92,1 triliun), naik 10 YoY, namun masih di bawah target perusahaan, yakni 6,66 dolar AS (sekitar Rp 94,4 triliun.)
Terkini Lainnya
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Cisco Umumkan AI Defense, Solusi Keamanan AI untuk Perusahaan
- Menggenggam HP Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate, Smartphone Tipis Rasa Tablet
- Smartphone Vivo Y29 4G Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 6.500 mAh
- 3 Cara Mengaktifkan Touchpad Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- HP Lipat Oppo Find N5 Sangat Tipis, Ini Rahasia di Baliknya
- Fitur Foto Anti-gagal di Samsung Galaxy S25 Ultra Ini Wajib Dipakai Saat Nonton Konser
- Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 7 Pro Dirilis, Sudah Bisa Dibeli di Indonesia
- 10 Aplikasi untuk Menunjang Ibadah Puasa Ramadhan 2025 di iPhone dan Android
- Merekam Foto dan Video Konser Makin "Seamless" dengan Cincin Pintar Galaxy Ring
- Angin Segar Investasi Apple, Harapan iPhone 16 Masuk Indonesia Kian Terbuka
- Melihat Tampilan iPhone 16e, Serupa tapi Tak Sama dengan iPhone 14
- Xiaomi Pamer Tampang Redmi Note 11 Pro Sebelum Peluncuran
- Fitur Caption Otomatis di Zoom Bisa Dipakai Pengguna Gratisan
- Qualcomm Umumkan Snapdragon 778G Plus, 695, 680, dan 480 Plus
- Bocoran Benchmark CPU Intel Alder Lake, Lebih Ngebut dari Apple M1 Max dan AMD Ryzen 5980HX
- Akun Instagram KBRI Beijing Diretas, Foto Profil Diganti Gambar Anime