5 Teori Konsiprasi Serangan 9/11 beserta Bantahannya
- September 2021 ini menandai 20 tahun serangan 11 September atau "Nine Eleven" (9/11) di New York, Amerika Serikat.
Meski dua dekade telah berlalu, serangan 9/11 masih menyisakan cerita pilu bagi korban dan keluarganya.
Tak hanya itu, teori konsiprasi terkait serangan 11 September juga masih ramai menghiasi ruang maya. Namun, sebagian dari teori konsiprasi itu sudah ada yang terbantahkan kebenarannya. Apa saja?
Sebelumnya, untuk menyegarkan ingatan kembali, serangan Nine Eleven terjadi pada tahun 2001.
Ketika itu, kelompok militan berhasil membajak empat pesawat maskapai AS, yaitu American Airlines Penerbangan 11, American Airlines Penerbangan 77, United Airlines Penerbangan 175, dan United Airlines Penerbangan 93.
Dua pesawat di antaranya (Amerikan Airlines Penerbangan 11 dan United Airlines Penerbangan 175) ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC). Membuat dua gedung pusat bisnis di kawasan Manhattan itu luluh lantah.
Alhasil jatuhnya korban pun tak terhindarkan. Serangan 9/11 ini setidaknya menewaskan hampir 3.000 orang dan membuat 6.000 lainnya luka-luka.
Tak hanya gedung WTC, markas besar Departemen Pertahanan AS di Washington DC, Pentagon juga ikut menerima serangan.
Teori konspirasi serangan WTC 11 September
Dari cerita serangan 9/11 yang berkembang di masyarakat, ada 5 teori konsiprasi yang populer dan sudah dibantah kebenarannya.
Berikut 5 teori konspirasi Nine Eleven dan bantahannya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs History, Sabtu (9/9/2021).
1. Gedung WTC runtuh karena bom
Salah satu teori konspirasi yang populer di ruang maya ialah soal penyebab runtuhnya menara Utara dan Selatan gedung WTC.
Bukan roboh hanya karena ditabrak oleh pesawat yang dibajak oleh kelompok militan tadi.
Teori ini berkembang karena dua menara WTC terlihat runtuh hanya dalam kurun waktu dua jam saja setelah ditabrak oleh pesawat.
Waktu dan jejak reruntuhan dua menara WTC ini pun disebut mirip seperti proses merobohkan (demolisi) bangunan dengan metode ledakan.
Orang yang percaya teori ini juga menyebutkan bukti lain yang mendukung teori ini.
Misalnya, mengutip saksi hidup yang melaporkan ada ledakan pada beberapa lantai di bawah titik tempat pesawat menabrak.
Kekuatan ledakan yang terjadi di lantai bawah itu telah menyebabkan salah satu korban terlempar keluar dari jendela.
Bantahan:
Namun, teori tersebut dibantah kebenarannya oleh hasil investigasi resmi pemerintah.
Hasil investigasi Badan Nasional Standar dan Teknologi (NIST) AS terhadap runtuhnya dua menara WTC menemukan, bahwa hantaman dari pesawat menyebabkan kerusakan parah pada bagian struktural (sistem poros utilitas) pada kedua bangunan.
Kerusakan ini kemudian diperparah dengan bahan bakar jet atau avtur pesawat, yang merembes lewat cerobong lift ke lantai di bawahnya. Ditambah banyaknya kabel lift yang terputus saat gedung ditabrak pesawat, membuat kebakaran di dalam gedung akhirnya tak terhindarkan.
Di samping itu, Investigasi oleh Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) juga menyimpulkan, dampak tabrakan pesawat menyebabkan bangunan runtuh.
Insinyur bangunan yang bekerja pada agen pemerintah FEMA menyatakan, meski tabrakan pesawat tidak membuat bangunan roboh, namun efeknya (kebakaran besar) membuat tiang-tiang penyangga WTC menjadi lemah.
Akibat tiang yang lemah, lantai roboh menimpan lantai bagian bawah. Tidak kuat menerima beban, lantai berikutnya juga ikut roboh. Inilah yang disebut efek "pancake", dan menurut penyelidik FEMA, tidak selalu bom yang memulainya.
2. Pentagon dihantam rudal
Setelah menyerang gedung WTC, satu pesawat lainnya yaitu American Airlines Penerbangan 77 (Boeing 757) melanjutkan serangan ke Pentagon, markas besar Departemen Pertahan AS.
Tabrakan ini mengakibatkan sebagian dari tembok barat gedung yang merupakan simbol kekuatan militer AS itu terbakar dan roboh.
Terkini Lainnya
- Kulkas Pintar Samsung Bespoke AI Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- AMD PHK 1.000 Karyawan, Imbas Lini "Gaming" Anjlok?
- CEO Nvidia Jensen Huang Datang ke Indonesia Hari Ini
- Riset Canalys: Xiaomi Tumbuh Pesat di Indonesia, Realme Terpuruk
- 5 Cara Blokir Telepon Spam di HP yang Mengganggu dengan Mudah dan Cepat
- Instagram Janji Lenyapkan Fitur "Refresh Otomatis" di Feed IG
- Jangan Main HP Sambil BAB, Begini Dampaknya untuk Kesehatan
- 5 Contoh Penggunaan Cloud Computing dalam Kehidupan Sehari-hari
- HP Gaming Asus ROG Phone 9 Segera Masuk Indonesia
- Bisnis E-commerce Indonesia 2024 Tembus Rp 1.026 Triliun, Didorong Tren Live Shopping
- Speaker Portable Soundcore Boom 2 dan Select Go 4 Rilis di Indonesia, Ini Harganya
- Nvidia Rilis Aplikasi untuk PC dan Laptop Windows, Ini Fungsinya
- Ekonomi Digital Indonesia 2024 Tembus Rp 1.420 Triliun, Terbesar di Asia Tenggara
- 3 Cara Blokir Nomor Tidak Dikenal di iPhone dengan Mudah dan Cepat
- Smartphone Vivo Y18t Meluncur, Bawa Kamera 50 MP Harga Rp 1 Jutaan
- Advance Server Free Fire Kembali Dibuka, Begini Cara Daftarnya
- Twitter Rilis Communities, Fitur Baru Pesaing Grup Facebook
- Ini Dia 8 Game E-sports yang Dipertandingkan di Asian Games 2022
- MediaTek Melesat Tinggalkan Qualcomm
- Fitur DJI Osmo Mobile 5 Bikin Videografer Pemula seperti Profesional