cpu-data.info

AMD Beli Xilinx, Produsen Chip Pesaingnya Seharga Rp 513 Triliun

Ilustrasi prosesor AMD Ryzen Pro
Lihat Foto

- Pandemi Covid-19 mengubah wajah industri chip mikro. Bisnis pusat data kini tampak lebih menggiurkan karena penduduk dunia membutuhkan server untuk menyimpan rekaman video konferensi atau layanan produktivitas penunjang bekerja dari rumah lainnya selama masa pandemi.

Melihat peluang itu, AMD membuat keputusan bisnis cukup strategis yakni dengan membeli pabrik chip pesaingya, Xilinx Inc. dengan nilai 35 miliar dollar AS atau sekitar Rp 513 triliun (kurs rupiah saat berita ini dibuat).

AMD dan Xilink mengumukan kesepakatan itu pada Selasa (28/10/2020). Transaksi ini diklaim akan menciptakan perusahaan komputasi berkinerja tinggi dan juga mendukung pertumbuhan portofolio AMD.

Baca juga: AMD Ryzen 5000 Meluncur dengan Arsitektur Zen 3

Penggabungan dua perusahaan akan menghasilkan total 13.000 karyawan. Kesepakatan ini diharapkan akan rampung pada akhir 2021. Akuisisi juga diharapkan bisa memperkuat posisi AMD untuk menandingi Intel dan sisa pesaing lainnya di industri semikonduktor.

"Akuisisi kami terhadap Xilinx menandai langkah kami untuk menjadi pemimpin industri komputasi berkinerja tinggi dan menjadi mitra perusahaan teknologi terbesar dan terpenting di dunia," jelas CEO AMD, Dr. Lisa Su, dirangkum KompasTekno dari CNN, Rabu (28/10/2020).

Setelah pengumuman, nilai saham AMD sempat turun 5 persen pada pembukaan pasar, sementara Xilinx Inc. melonjak 10 persen di sesi yang sama. Langkah akuisisi ini merupakan langkah terbesar dan terbaru dari, Su yang membalikkan penurunan bisnis AMD.

Su sendiri mengambil alih bisnis AMD sejak tahun 2014. Sejak menjabat, saham perusahaan naik lebih dari 1.300 persen.

Kendati demikian, seperti kebanyakan perusahaan teknologi lain, AMD juga terdampak atas perang dagang AS-China yang masih berlangsung hingga saat ini. Belum lagi imbas pandemi Covid-19 yang masih mendera hingga ujung tahun.

AMD juga mengumumkan laporan keuangannya di hari yang sama. Perusahaan yang berbasis di California, AS itu melaporkan penjualan yang naik 56 persen menjadi 2,8 miliar dollar AS.

Baca juga: Setelah 15 Tahun dengan Intel, Bapak Linux Pindah ke AMD

"Momentum pelanggan yang kuat mendorong pertumbuhan pendapatan kuartal keempat berturut-turut kami lebih dari 25 persen dari tahun ke tahun," jelas Su.

Akuisisi ini juga menjadi salah satu peleburan besar terbaru di industri semikonduktor, yang terkonsolidasi dengan cepat.

Sebelumnya, perusahaan semikonduktor lain, yakni Intel menjual sebagian bisnis chip memori kepada perusahaan semikonduktor asal Korea Selatan, SK Hynix sebesar 9 miliar dollar AS (sekitar 132 triliun).

SK Hynix digadang akan menjadi pembuat chip memori flash terbesar kedua di dunia. Pabrikan semikonduktor lain, Nvidia, baru-baru ini juga mengumumkan akan mengakuisisi perancang chip ARM yang berbasis di Inggris dengan harga 16 miliar dollar AS (Rp 234 triliun).

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat