Pendiri Antivirus McAfee Ditangkap di Spanyol
- Pria nyentrik pendiri perusahaan perangkat lunak antivirus McAfee, John McAfee, dikabarkan kembali tersandung masalah. Dia ditangkap pihak berwenang di Spanyol dan kini menunggu diekstradisi ke Amerika Serikat.
Sebelumnya, McAfee menghadapi dakwaan menghindari pajak dari Departemen Kehakiman (DOJ) AS. Dia dituduh tidak membayar pajak selama tahun dari 2014 hingga 2018 meskipun memiliki penghasilan "jutaan dollar AS", antara lain dari bisnis cryptocurrency dan konsultasi.
Dalam dokumen dakwaan yang dirilis awal pekan ini, pengadilan AS meyebutkan bahwa McAfee mangkir membayar pajak dengan berbagai cara, termasuk mengalihkan transaksi dan aset properti menggunakan nama orang lain.
Baca juga: Microsoft Rilis Preview Aplikasi Antivirus untuk Android
Selain itu, regulator bursa di Amerika Serikat, Securities and Exchange Commission, juga menuding bahwa McAfee tidak melaporkan pembayaran yang diterimanya dari mempromosikan penawaran perdana mata uang kripto (ICO) lewat Twitter.
Dia diduga menerima pendapatan 23 juta dollar AS (sekitar Rp 338 miliar) dalam bentuk mata uang cryptocurrency Bitcon dan Ether untuk promosi yang dilakukan dari Desember 2017 hingga Januari 2018 itu.
McAfee baru terang-terangan memasang tarif 105.000 dollar AS untuk setiap tweet berisi promosi cryptocurrency yang diunggahnya pada April 2018, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Kamsi (8/10/2020).
Baca juga: Intel dan McAfee Sepakat Damai soal Nama
John McAfee sendiri selama ini dikenal dengan sosok penuh kontroversi. Dia misalnya, mengaku pernah menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi seorang tetangga pada tahun 2012.
Lantaran citranya yang negatif, Intel yang sempat memiliki perusahaan McAfee mengatakan bakal menghapus brand tersebut supaya tidak lagi terasosiasi dengan John McAfee. Namun, pada 2017, McAfee kembali berdiri terpisah dan tetap bernama "McAfee".
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Facebook Beri Bantuan Rp 30 Juta untuk UKM Indonesia, Ini Syaratnya
- GPU Nvidia GeForce RTX 3000 Dipastikan "Gaib" sampai 2021
- Amplop Ikonik Gmail Hilang, Ini Tampilan Logo Baru Layanan Google
- Beda dari PS4, PS5 Ternyata Senyap dan "Adem"
- Gara-gara File Excel Lawas, Data 15.000 Kasus Covid-19 di Inggris Raib