Aplikasi Berbahaya yang Mengincar Android Naik Drastis pada 2020
- Seiring dengan banyaknya orang yang berdiam di rumah karena pandemi Covid-19, jumlah aplikasi berbahaya yang mengincar para pengguna Android ternyata mengalami kenaikan pula.
Firma sekuriti Upstream mencatat bahwa pihaknya mendeteksi lebih dari 29.000 aplikasi Android berbahaya beredar pada kuartal pertama 2020. Angka itu naik drastis dari kisaran 14.500 aplikasi berbahaya yang tercatat paa periode yang sama tahun lalu.
Lebih-lebih lagi, menurut Upstream, sembilan dari sepuluh aplikasi berbahaya di urutan teratas sempat mampir di toko aplikasi Android Play Store. Artinya, mereka bisa menembus sistem sekuriti Play Store yang semestinya bisa menyaring program berbahaya.
Baca juga: Ancaman Malware di Perangkat Mac Kini Lampaui Windows
Upstream menyebutkan bahwa sebagian besar aplikasi jahat yang ditemukan termasuk kategori hiburan, termasuk game, interaksi sosial, serta konsumsi konten seperti video player dan majalah/ koran.
Sebabnya tak lain karena pengguna banyak mencari aplikasi dari kategori tersebut semenjak harus tetap di rumah, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Phone Arena, Rabu (10/6/2020).
"Dengan mayoritas penduduk dunia bergeser ke indoor, aktor-aktor jahat pun bergerak untuk meraup untung dari situasi lockdown," ujar Kepala Secure-D Upstream, Geoffrey Cleaves, dalam laporan di laman Upstream.
Aplikasi-aplikasi berbahaya bertujuan menghasilkan uang bagi pembuatnya dengan menipu atau mencuri dari korban. Caranya bermacam-macam. Ada yang diam-diam mengirim layanan SMS premium atau berlangganan konten berbayar. Ada juga yang menayangkan video iklan.
Dari semua aplikasi berbahaya, Snaptube yang termasuk kategori pengunduh video duduk di urutan teratas dengan catatan 40 juta download. Meski sudah dilaporkan sejak Oktober 2019, aplikasi ini masih beredar di toko-toko aplikasi pihak ketiga hingga sekarang.
Begitu terpasang di ponsel korban, Snaptube akan mulai berlangganan layanan premium tanpa seizin pengguna, lalu menampilkan iklan dan meng-klik sendiri iklan-iklan tersebut.
Baca juga: Lagi-lagi, Aplikasi Berbahaya Ditemukan Beredar di Google Play Store
Android memang kerap menjadi incaran antara lain karena mendukung sideloading dan banyak sumber tak resmi yang bisa menjadi jalan masuk aplikasi berbahaya.
Data Upstream untuk program berbahaya di kuartal pertama 2020 dikumpulkan dari 31 operator seluler di 20 negara. Upstream sendiri merupakan penyedia jasa sekuriti untuk memblokir transaksi yang mencurigakan.
Upstream turut merekam jumlah perangkat yang terinfeksi program berbahaya sepanjang tiga bulan pertama di 2020, yakni hampir 1,2 juta buah. Angka ini naik sekitar 7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Terkini Lainnya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Rupiah Menguat, Smartphone Oppo Turun Harga
- Kingston Rilis Tiga Kartu Memori Seri Canvas Plus di Indonesia
- Aplikasi Ini Ingatkan Pengguna Smartwatch Samsung agar Cuci Tangan
- Facebook dan Twitter Hapus Video Kampanye Donald Trump
- Sempat Ditunda, Acara PlayStation 5 Akan Digelar 12 Juni Mendatang