Hindari Virus Corona, Facebook dan Razer Larang Karyawan ke China
- Virus Corona menjadi momok bagi dunia saat ini. Laporan terakhir menyebut 132 orang meninggal dunia akibat virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Beberapa perusahaan teknologi pun memberlakukan aturan bagi para pegawainya untuk tidak berpergian ke China. Facebook, Razer, dan LG adalah beberapa di antaranya.
Perusahaan jejaring sosial, Facebook melarang pegawai non-esensial atau yang tidak memiliki kepentingan untuk melawat ke China. Untuk pegawai yang baru saja tiba dari China, Facebook meminta agar bekerja dari rumah.
Meski layanan Facebook tidak bisa diakses di China bukan berarti mereka tidak memiliki kepentingan di sana sama sekali.
Facebook memiliki kantor di China dan memiliki sejumlah pegawai yang mengurusi pasokan komponen produksi headset virtual reality, Oculus yang dibuat anak perusahaannya, Oculus VR.
Kebijakan serupa juga diberlakukan pridusen ponsel gaming Razer kepada karyawannya.
"Perusahaan kami telah melarang pegawai untuk melakukan perjalanan (ke China) dan mengimbau untuk bekerja di rumah," jelas perwakilan Razer, sebagaimana KompasTekno rangkum dari The Verge, Rabu (29/1/2020).
Baca juga: Dua Kompetisi Game Ditunda Gara-gara Wabah Virus Corona
Sama seperti Facebook dan beberapa perusahaan teknologi AS lainnya, Razer juga memasok komponen dari China sehingga harus memiliki perwakilan di sana untuk memastikan rantai pasokan berjalan lancar.
Tidak hanya perusahaan asal AS, LG yang berbasis di Korea Selatan, juga memberlakukan aturan yang sama. Pegawai LG yang berada di China, diimbau untuk segera kembali ke Korea Selatan sesegera mungkin.
Sementara itu, pabrik Samsung dan Foxconn di Kota Suzhou, yang terletak di sebelah barat kota Shanghai, telah ditutup oleh pemerintah China untuk meminimalisir dampak pesebaran virus Corona.
Baca juga: Hoaks Virus Corona Merebak, Ini Imbauan Menkominfo
Berbeda dengan Facebook dan Razer yang terang-terangan melarang pegawainya pergi ke China, Amazon mengatakan hanya mengikuti imbauan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tanpa memberi penjelasan secara detail.
Sedangkan perusahaan lain, seperti Apple, Kingston HyperX, Google, atau Microsoft belum memberikan tanggapan.
Menurut laporan dari CNBC, hingga Rabu (29/1/2020), ada 5.974 kasus terkonfirmasi di China dan 132 orang meninggal dunia akibat virus tersebut.
Terkini Lainnya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia