Google Tak Lagi Jadi Mesin Pencari Utama di Ponsel Android di Eropa
- Google tidak akan menjadi satu-satunya mesin pencari yang menjadi pilihan utama di smartphone Android, yang beredar di Eropa.
Pasalnya, Google akan mengizinkan pengguna Android di Eropa untuk memilih browser default dan mesin pencarinya sendiri saat memasang perangkat baru mereka untuk pertama kalinya.
Hal ini dilakukan guna mematuhi aturan dari Komisi Uni Eropa terkait Android. Dihimpun KompasTekno dari CNBC, Selasa (14/1/2020), di tahun 2018 Google didenda 5 miliar dollar AS (sekitar Rp 68 triliun) oleh Regulator Uni Eropa.
Hal itu dikarenakan Google dianggap telah melakukan praktik monopoli mesin pencarian di ponsel, tanpa menyediakan alternatif.
Baca juga: Pembuat TikTok Luncurkan Layanan Mesin Pencari Pesaing Baidu
Selain harus membayar denda, Regulator Uni Eropa juga meminta Google untuk menyediakan mesin pencari (search engine) alternatif bagi pengguna Android di Uni Eropa.
Kendati demikian, Google juga telah mengajukan banding atas keputusan tersebut. Alternatif mesin pencari selain Google nantinya akan ditentukan melalui proses penawaran.
Google akan mengadakan lelang untuk memilih penyedia layanan yang akan ditampilkan di layar pilihan untuk pengguna berdasarkan tiap negara.
Pada saat lelang digelar, penyedia layanan akan menyatakan harga yang mereka bayarkan setiap kali pengguna memilih mereka dari layar pilihan di negara tertentu.
Nantinya setiap negara akan memiliki batas tawaran minimum. Tiga penawar tertinggi yang memenuhi tawaran untuk negara tertentu akan muncul di layar pilihan untuk negara itu.
Meski Google mengganggap hal ini merupakan metode yang adil dan obyektif, namun
kegiatan lelang ini menimbulkan beberapa kontra dan menuai kritik.
Baca juga: Dibanding Google, Bing Lebih Pintar Cari Gambar
CEO Ecosia, Christian Kroll, justru menyebut bahwa keputusan Google bertentangan dengan semangat keputusan Komisi Uni Eropa pada Juli 2018.
Kroll juga mengatakan bahwa Ecosia akan meningkatkan kekhawatirannya atas perilaku monopolistik Google dengan legislator Uni Eropa.
Pihak DuckDuckGo juga mengkritik lelang tersebut, "Kami percaya preferensi pencarian adalah cara terbaik untuk meningkatkan pilihan konsumen secara bermakna jika dirancang dengan benar," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.
Kabarnya DuckDuckGo dan Info.com akan muncul di halaman pengaturan ponsel yang akan tersebar di 31 negara pasar.
Sedangkan Microsoft Bing akan muncul sebagai pilihan satu-satunya di Inggris. Lalu mesin pencari seperti Seznam, dari Republik Ceko, Yandex dari Rusia, dan Qwant dari Perancis juga akan muncul di beberapa pasar yang akan berlaku mulai dari 1 Maret 2020.
Terkini Lainnya
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI
- Mau Dapat Cuan Lebih dari YouTube Shopping? Ini Syaratnya
- Microsoft Perbarui AI Copilot, Ada Fitur Kolaborasi Serupa Freeform
- iPhone 16 Enggak Selaku iPhone 15?