China Terapkan Aturan Sensor Internet Baru
- China terus memperketat aturan sensor internet di negaranya, termasuk
aktivitas warganya dalam penggunaan internet.
Aturan baru yang dirilis oleh Cyberspace Administration China (CAC) melakukan pengawasan kepada produsen konten online, termasuk individu, operator aplikasi, dan platform lainnya.
Pembuat konten juga diminta untuk membuat dan merilis konten yang mempromosikan teori sosialis, serta konten yang membantu meningkatkan pengaruh internasional budaya China.
Tak hanya itu saja, pembuat konten juga dilarang membuat dan menyebarluaskan konten ilegal yang membocorkan rahasia negara, merusak kebijakan agama bangsa, dan konten yang dianggap buruk dan dapat mendorong anak di bawah umur untuk melakukan tindakan berbahaya.
Baca juga: Kabel Serat Optik di Samudera Pasifik, Medan Perang Baru AS-China?
Tekanan dari pemerintah yang semakin meningkat ini juga dirasakan langsung oleh perusahaan teknologi, termasuk produsen konten online di China dalam beberapa tahun terakhir.
Algoritma untuk memantau
Pembuat aplikasi juga kini cenderung menggunakan algoritma untuk pemantauan konten, baik ilegal atau buruk di platform mereka. Peraturan tersebut meminta operator untuk memastikan bahwa algoritma yang dibangun dalam mempromosikan konten dianggap layak.
"Satu hal penting dari aturan baru ini adalah bahwa era regulasi algoritma secara resmi akan datang," kata Zhu Wei, seorang profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok.
Zhu juga mengatakan bahwa dirinya meyakini algoritma sebagai bagian dari teknologi dan netral. "Tetapi algoritma harus memiliki nilai dan mereka harus memiliki nilai yang benar.
dan pada saat yang sama, algoritma harus patuh hukum”. kata Zhu Wei.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa berbagai aturan dan pedoman ini termasuk undang-undang keamanan cyber telah dikeluarkan pada tahun 2017 lalu.
Baca juga: Kantor Pemerintah China Dilarang Pakai Komputer dan Software Asing
Pada Januari 2019, China merilis panduan untuk platform video online yang mengharuskan pembuat konten meningkatkan sensor dan memeriksa semua konten sebelum diposting.
Lalu pada November lalu, pemerintah China juga mengeluarkan peraturan yang melarang operator platform video online untuk membuat berita palsu.
Direktur Pelaksana China Market Research Group, Ben Cavender mengatakan bahwa
hal ini bisa menambah biaya perusahaan untuk meningkatkan operasi pemantauan kontennya.
"Kita harus melihat investasi yang lebih besar, baik dalam solusi otomatis maupun dalam tim manajemen konten," kata Cavender.
Terkini Lainnya
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?