cpu-data.info

Samsung dan Oppo Saling Klaim Nomor Satu di Indonesia, Kok Bisa Sama?

Reklame promosi dari aneka merek ponsel dan gawai memadati ruang atrium di pusat perbelanjaan ITC Roxy Mas, Jakarta.
Lihat Foto

- Lembaga riset pasar IDC mengeluarkan laporan angka pengiriman smartphone di Indonesia untuk kuartal-III 2019.

Data di dalamnya menyebutkan bahwa Samsung sudah tergeser ke posisi tiga, oleh Oppo dan Vivo, yang masing-masing menduduki urutan pertama dan kedua soal jumlah shipment.

Padahal, pada kuartal sebelumnya, Samsung masih bertengger di puncak pengiriman smartphone Indonesia, menurut lembaga riset yang sama.

Baca juga: IDC: Oppo Peringkat Pertama Pasar Smartphone Indonesia Kuartal III 2019

Pekan ini, Samsung Indonesia bereaksi dengan mengklaim bahwa pangsa ponsel pintarnya masih nomor satu di Tanah Air.

IM Business Vice President Samsung Electronics Indonesia, Bernard Ang mengutip data firma riset lain, yakni GfK, untuk memperkuat argumennya.

Laporan GfK menyebutkan bahwa market share Samsung untuk kuartal III-2019 berada di kisaran 42 persen di posisi pertama.

“Ini yang menunjukkan bahwa setengah dari konsumen Indonesia masih memiliki apresiasi dan kepercayaan yang tinggi terhadap inovasi kami,” ujar Bernard kepada KompasTekno di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Baca juga: Samsung Sebut Masih Peringkat Satu di Pasar Smartphone Indonesia

Angka tersebut berbeda cukup jauh dengan data IDC yang mendudukkan Samsung di urutan ketiga, dengan pangsa pasar 19,4 persen, untuk pengapalan pada kuartal III-2019 di Indonesia.

Berdasarkan laporan IDC untuk periode tersebut, pengapalan terbanyak dikuasai oleh Oppo dengan pangsa pasar 26,2 persen, disusul oleh Vivo dengan 22,8 persen.

Kok bisa beda?

Mengapa data IDC dan GfK soal pangsa pasar Samsung bisa bertolak belakang? Firma-firma riset pasar memang menggunakan cara sendiri dalam melakukan analisisnya.

Analis IDC Indonesia Risky Febrian mengatakan, setiap firma riset memiliki metode berbeda, meski sama-sama menghitung pengiriman.

“Kami melacak produk jadi yang keluar dari pabrik, yang akhirnya masuk ke distributor,” terang Risky ketika itu.

Baca juga: Alasan di Balik Tumbangnya Samsung oleh Oppo dan Vivo di Indonesia

Sementara, riset GfK tidak menghitung angka pengiriman, melainkan jumlah smartphone yang terjual dari distributor kepada konsumen.

Artinya, riset GfK dapat merepresentasikan berapa banyak jumlah ponsel suatu vendor yang terjual ke konsumen, pada kuartal tersebut.

Perbedaan lainnya, IDC merilis laporan risetnya ke publik, sementara GfK hanya memberikan laporannya untuk klien mereka, seperti Samsung Indonesia.

Laporan lembaga riset tentang pangsa pasar masing-masing vendor bukan kali ini saja berbeda. Pada kuartal II-2019 sebelumnya pun, sejumlah lembaga sempat memberikan data berlainan.

Baca juga: Mengamati Pergeseran Pasar Smartphone Indonesia di 2019

Pada periode tersebut, IDC masih mendudukkan Samsung di urutan pertama di Indonesia dengan pangsa 26,9 persen, disusul Oppo (21,5 persen) dan Vivo (17 persen).

Namun, firma riset Canalys saat itu mengatakan bahwa posisi teratas ditempati Oppo dengan pangsa pasar 26 persen, diikuti Samsung di posisi kedua dengan 24 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat