Huawei Klaim Pengguna Toko Aplikasinya Mencapai 390 Juta
SINGAPURA, - Vendor smartphone asal China, Huawei, mengklaim bahwa jumlah pengguna layanan toko aplikasi AppGallery kian tumbuh setiap kuartal. Pertumbuhan tersebut terjadi sejak kuartal-III tahun 2018 lalu.
"Saat ini jumlah pengguna aktif bulanannya sekitar 390 juta. Bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 lalu yang sebanyak 230 juta. Ini meningkat signifikan," kata Consumer Cloud Service Commercial Promition Product Dept. Director Huawei, Justin Chen.
Dia menambahkan bahwa angka tersebut merupakan jumlah pengguna aktif bulanan AppGallery hingga kuartal-III 2019.
Baca juga: Janji Huawei untuk Menarik Pengembang ke Toko Aplikasinya
Berbicara dalam Huawei Developer Day yang digelar di Hotel Capella Singapura, Rabu (13/11/2019), Justin menyebut pertumbuhan tersebut dipicu oleh jumlah pengguna ponsel Huawei yang naik serta minat para pengembang untuk mendaftarkan aplikasi ke AppGallery.
Justin bahkan mengatakan bahwa saat ini Huawei AppGallery menjadi toko aplikasi terbesar ketiga secara global dengan jumlah pengembang aplikasi tidak kurang dari 1,7 juta.
"AppGallery tersedia secara pre-loaded di ponsel Huawei. Toko aplikasi ini telah tersedia di sebanyak lebih dari 170 negara dan kawasan di berbagai belahan dunia," kata Justin.
Ia juga mengatakan bahwa pengembang yang menyertakan aplikasinya ke dalam AppGallery akan mendapat sejumlah keuntungan, seperti keterjangkauan aplikasi yang semakin luas dan potensi bertambahnya jumlah pengguna aplikasi tersebut.
Selain itu, Justin turut menjamin bahwa Huawei tidak akan membocorkan data-data pengguna aplikasi manapun kepada pihak luar.
Baca juga: Jurus Huawei Bertahan Tanpa Google
Huawei kini memang tengah gencar mengorbitkan layanan AppGallery kepada para pengembang. Langkah Huawei untuk layanan ini tidak terlepas dari pemboikotan Huawei yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump mengesahkan regulasi yang melarang Huawei untuk menggunakan atau membeli produk, baik hardware maupun software, dari perusahaan Amerika Serikat.
Dengan adanya aturan tersebut, maka Huawei harus kehilangan Google Mobile Services (GMS) atau layanan dalam ekosistem Android Google, seperti Play Store, Google Maps, dan Gmail.
Oleh karena itulah Huawei kemudian mengembangkan Huawei Mobile Services (HMS) sebagai pengganti GMS. AppGallery adalah salah satu layanan yang hadir di dalamnya.
Terkini Lainnya
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja