Janji Huawei untuk Menarik Pengembang ke Toko Aplikasinya

SINGAPURA, - Dalam waktu dekat, Huawei akan membawa ponsel seri Mate 30 dan Mate 30 Pro ke Indonesia. Kedua ponsel tersebut dipastikan tidak akan membawa layanan milik Google karena imbas dari pemblokiran Huawei oleh Amerika Serikat.
Dengan diboikotnya Huawei oleh pemerintah AS, maka mau tidak mau vendor asal China ini harus mencabut keberadaan Google Mobile Services (GMS) pada ponsel buatannya.
Karena itulah Huawei kemudian mengorbitkan ekosistem layanan dan aplikasinya sendiri, Huawei Mobile Services (HMS), sebagai pengganti GMS.
Baca juga: Jurus Huawei Bertahan Tanpa Google
Salah satu layanan yang dimiliki Huawei pada HMS adalah AppGallery. Layanan ini merupakan toko aplikasi yang mirip dengan Google Play Store. Bedanya toko ini dimiliki secara mandiri oleh Huawei dan jumlah aplikasi yang ada di sana belum sebanyak Play Store.
Untuk menarik minat para pengembang aplikasi agar mau membuat aplikasinya kompatibel di Huawei AppGallery, Huawei pun menjanjikan pengembangannya akan lebih mudah dan cepat. Bahkan biaya yang dikeluarkan pun tidak akan berat.
Menurut Li Guoliang, Developer Technical Support Director Huawei Consumer Cloud Service, pengembang tidak akan perlu waktu lama untuk mengembangkan aplikasi agar bisa masuk dalam AppGallery.
Baca juga: Huawei Mate 30 Dipastikan Masuk Indonesia Tahun Ini
Sebab, pada dasarnya HMS masih menggunakan sistem Android sehingga pengembang cukup sedikit melakukan konfigurasi agar aplikasi yang ada bisa terbaca di Huawei AppGallery.
Dalam acara Huawei Developer Day yang digelar di Hotel Capella Singapura, Rabu (13/11/2019) Li menegaskan bahwa pengembangan aplikasi untuk HMS bisa diselesaikan dalam hitungan hari.
"Pengembang tidak perlu memakan waktu yang banyak untuk mengembangkan aplikasi agar bisa diunggah dalam AppGallery kami. Integrasi SDK di HMS bisa dilakukan dalam waktu tiga hari," kata Li.
Baca juga: Bos Huawei: Kami Tidak Butuh Amerika untuk Sukses
Ia juga mengklaim bahwa sejumlah aplikasi yang sudah terintegrasi dengan HMS mengalami peningkatan baik pada sisi jumlah pengguna maupun pendapatan dari dalam aplikasi tersebut (in-app purchase).
"Contohnya Bigo Live dan Nitro Nation Drag & Drift. Dalam waktu dua sampai tiga bulan keduanya mengalami peningkatan dalam hal payment conversion rate," lanjutnya.
Li juga mengatakan dengan demikian ekosistem HMS diharapkan akan tumbuh semakin besar diriingi jumlah aplikasi di AppGallery yang juga semakin melimpah.
Dengan masuknya sebuah aplikasi di AppGallery, Li mengatakan bahwa kemungkinan aplikasi tersebut menjangkau lebih banyak pengguna juga semakin besar.
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek