Main Game Online Sering Lemot? Mungkin Ini Sebabnya…

SINGAPURA, – Potensi industri game online tampaknya akan semakin tumbuh seiring perkembangan dunia teknologi yang kian masif.
Demikian diungkapkan Head Digital Services and Software Secure Power Schneider Electric, Chi Sen Gay, di acara Life at the Edge di Sands Expo & Convention Center, Singapura, Kamis (19/9/2019).
"Setelah era playstation memudar, sekarang game online menjadi magnet baru bagi generasi muda saat ini," ujar Chi Sen Gay.
Dilihat dari perspektif data center, lanjut Chi, pertumbuhan game online yang sangat masif itu laksana pisau bermata dua, meski game online punya banyak kemudahan untuk dimainkan.
Baca juga: Schneider Electric Nilai Pasar Asia Prospektif
Bermodalkan telepon pintar dan jaringan internet, game online sudah bisa dinikmati oleh banyak orang. Namun, seiring bertambahnya pengguna game online, kemungkinan game tersebut down juga semakin besar.
"Saat bermain terkadang ada momen di mana game tersebut macet, bahkan mati secara tiba-tiba. Inti dari permasalahan tersebut ada pada sistem cloud yang menaungi data game," jelas Chi.
Chi mengatakan, cloud merupakan sistem komputasi tak terlihat yang berbasis seperti layaknya awan. Fungsi dari cloud ini untuk menyimpan dan mengolah data secara real time. Memang, cloud merupakan sistem terpadu dalam pengolahan data, tetapi sifatnya terbatas.
Baca juga: Schneider Klaim Bisa Pangkas Konsumsi Listrik Gedung 30 Persen
"Cloud digunakan oleh banyak user sehingga bila digunakan secara bersamaan akan mengurangi kecepatan pembacaan data," terang Chi.
Adapun solusi dari kendala tersebut, ungkapnya, adalah memanfaatkan sistem komputasi Edge dengan cara desentralisasi cloud dan menyebar kapasitasnya.
"Desentralisasi berarti tidak terpusat sehingga data yang dikelola oleh satu cloud dengan cloud lainnya tidak tabrakan. Penyimpanan dan pengelolaan data game pun menjadi lebih ringan. Alhasil, game yang dimainkan akan terhindar dari masalah laging," jelasnya.
Namun, Chi menambahkan, sistem Edge tak lepas dari tantangan lain berupa pemeliharaan data center yang semakin tersebar.
Baca juga: Schneider Lansir Sistem Pengelolaan Bangunan Berbasis IP
"Semakin banyak data center yang digunakan, beban kerja teknisi teknologi informasi (IT) yang standby juga semakin berat. Jangan sampai bila ada masalah di satu titik penyelesaiannya lama karena harus menunggu teknisi IT memperbaikinya," imbuh Chi.
Untuk itu, ujarnya, perlu bagi industri untuk menggunakan sistem data center terpadu seperti yang dimiliki Schneider Electric dengan EcoStruxure-nya.
Chi menuturkan, teknologi EcoStruxure mampu mengoptimalkan performa infrastruktur jaringan, memitigasi masalah sebelum terjadi, dan memungkinkan perangkat (device) sesuai dengan ekosistemnya.
Terkini Lainnya
- Ketika Harga Gadget Terancam Naik, Tarif Trump dan Rupiah Melemah Jadi Masalah
- Mark Zuckerberg Terancam Kehilangan Instagram dan WhatsApp
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Pasar Ponsel Dunia Tumbuh Awal 2025 berkat Ponsel Samsung dan Apple Ini
- Ini Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Dibanding Kartu SIM Seluler Fisik
- iPhone XS Masih Layak Dibeli Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Google Luncurkan Ironwood, Chip AI untuk Inferensi Skala Besar
- Spesifikasi dan Harga iPhone 16 Pro Max Max di Indonesia, mulai Rp 22 Juta
- Samsung Ajak Konsumen Jajal Langsung Galaxy A56 5G dan A36 5G di "Awesome Space"
- Cara Aktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone
- Tidak Ada Batas Waktu, Ini Cara Login dan Aktivasi MFA ASN
- HP Poco F7 Ultra dan F7 Pro Resmi di Indonesia, Harga Termurah Rp 7 Jutaan
- Link Download dan Cara Instal Safe Exam Browser buat Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025
- Momen Katy Perry di Luar Angkasa: Lihat Lengkung Bumi dan Pegang Bunga Aster
- Smartphone Realme 3 dan Realme X Tak Diproduksi Lagi
- Menilik Fungsi Empat Kamera di Smartphone Realme 5 dan Realme 5 Pro
- Huawei Mate 30 dan Mate 30 Pro Resmi Meluncur
- Begini Cara Aktifkan Roaming Telkomsel saat Liburan di Jepang
- GoJek Klaim GoFood Jadi yang Terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara