Meski Punya Pengganti, Huawei Ingin Tetap Setia Pada Android
- Gara-gara namanya masuk daftar hitam AS untuk urusan perdagangan, Huawei kehilangan lisensi Android buatan Google dan terpaksa mencari OS alternatif.
Namun, setelah Presiden AS Donald Trump menunjukkan sikap melunak pekan lalu, harapan Huawei untuk kembali ke pelukan Android Google pun kembali muncul.
President of Huawei Consumer Business Group Eropa Barat Walter Ji mengatakan pihaknya berkomitmen untuk tetap bertahan di ekosistem Android karena sudah banyak berkontribusi selama 10 tahun terakhir.
Baca juga: Apa yang Beda Jika Ponsel Huawei Tak Pakai Android?
"Sebab itulah, meskipun menghadapi kesulitan, kami tetap komitmen terhadap pasar dan berupaya meningkatkan brand lewat inovasi untuk konsumen," ujar Ji dalam sebuah wawancara.
Ji menegaskan bahwa peluncuran update Android Q untuk perangkat-perangkat Huawei juga masih akan berjalan sesuai rencana.
Kendati demikian dia menyatakan berusaha tetap realistis. Nasib Huawei menyangkut Android sebenarnya belum jelas karena menunggu akhir negosiasi perdagangan antara AS dan China.
Masih ada peluang Huawei bakal kehilangan Android besutan Google berikut aneka layanan seperti Gmail, Google Maps, hingga Play Store.
Baca juga: Keputusan Ponsel Huawei Boleh Pakai Android Masih Menggantung
Inilah mengapa Huawei tetap memiliki rencana cadangan, antara lain Hongmeng OS yang dikembangkan dari Android open source (AOSP) dan kabarnya bakal diperkenalkan dalam acara peluncuran ponsel Mate 30 Oktober mendatang.
Dirangkum KompasTekno dari International Busines Times, Senin (8/7/2019), Hongmeng OS alias ArkOS sudah didaftarkan ke lembaga merek dagang di beberapa negara yakni Australia, Kanada, Kamboja, Uni Eropa, Indonesia, India, Meksiko, Spanyol, Swiss, dan Thailand.
Dengan situasinya yang kurang mendukung sekarang ini, Huawei pun sudah membuang impiannya menggeser posisi Samsung sebagai pabrikan smartphone terbesar di 2019.
Alih-alih repot mengurusi jumlah pengiriman unit, Ji mengatakan Huawei akan lebih fokus pada inovasi produk. Dia mencontohkan inovasi terkait kamera yang belakangan melambungkan nama Huawei di dunia gadget.
Baca juga: Bos Huawei Klaim OS Hongmeng Lebih Kencang dari Android
"Konsumen sangat mengapresiasi itu (inovasi), itulah mengapa pangsa pasar kami terus bertumbuh", kata Ji, seraya menambahkan bahwa Huawei membelanjakan 15 miliar dollar AS (Rp 212 triliun) tahun lalu untuk keperluan riset dan pengembangan produk.
Terkini Lainnya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia