Pendapatan dari Podcast Bakal Tembus Rp 14 Triliun

- Podcast alias siaran audio digital lewat internet belakangan kembali naik daun, termasuk di Indonesia. Seiring dengan popularitas yang meningkat, begitu pula dengan belanja iklan di industri ini.
Jaringan penyedia layanan profesional PricewaterhouseCoopers (PwC) di dalam laporan Global Entertainment and Media Outlook 2019-2023 memperkirakan bahwa tahun ini pendapatan iklan podcast secara global akan menembus angka 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun).
Pendapatan iklan podcast diproyeksikan akan tumbuh 23,1 persen menjadi 1,4 miliar dollar AS dari 2019 hingga 2023, atau sekitar dua kali dari angka sekarang sebesar 0,7 miliar dollar AS.
Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa pendapatan iklan podcast akan melebihi revenue dari sirkulasi koran digital pada 2022. Secara umum pendapatan iklan dari format audio, yakni musik dan radio di samping podcast, terus menunjukkan tren bertumbuh.
Menurut PwC, kenaikan popularitas format media audio belakangan ini turut ditunjang oleh sejumlah faktor, termasuk penjualan perangkat speaker pintar, tumbuhnya kepercayaan pengiklan terhadap pemirsa podcast, berikut akuisisi dan investasi oleh para pemainnya seperti Spotify.
Baca juga: Bisnis Video Streaming Berbayar Bakal Makin Moncer di 2022
Dibandingkan dengan radio, podcast menawarkan durasi iklan yang lebih sedikit, yakni rata-rata 2 menit iklan per jam, sementara radio rata-rata menayangkan 10 menit ikan per jam.
Meski demikian, pengiklan agaknya bersedia membayar lebih untuk podcast karena pemirsanya menunjukkan engagement lebih tinggi, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari What's New in Publishing, Minggu (7/7/2019).
Baca juga: Radio 4G Pertama di Dunia, Bentuknya Jadul, Harganya Rp 17 Juta
Sebuah analisis podcast dari Apple, misalnya, mengatakan bahwa pemirsa podcast bisa mendengarkan 90 persen dari keseluruhan sebuah episode, berapapun durasi dan apapun genre dari podcast yang bersangkutan.
Dari jenis iklan podcast, sebagian besar (51,2 persen) sejauh ini merupakan jenis “baked in” yang sudah tergabung di dalam file audio. Namun, semakin lama semakin banyak yang memakai iklan “programmatic ad” yang diselipkan secara dinamis.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis