China Larang "Penambangan" Mata Uang Virtual
- Industri mata uang virtual (cryptocurrency) di China cukup kontradiktif. Pasalnya, pemerintahnya sendiri telah melarang perdagangan bitcoin dkk, tapi hingga saat ini, China masih menjadi pusat penambangan cryptocurrency global.
China telah melakukan berbagai upaya untuk menghambat industri kripto. Seperti melarang penawaran koin perdana (initial coin offering) dan mempersulit bank-bank China untuk bersentuhan dengan mata uang virtual.
Kali ini, pemerintah melakukan langkah lebih besar langsung pada inti industrinya, yakni melarang kegiatan "penambangan" mata uang virtual alias cryptocurrency mining.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China mengumumkan ada 450 jenis "aktivitas sia-sia dan berbahaya" yang rencananya akan dihapuskan. Penambangan mata uang virtual adalah satu di antaranya.
Baca juga: Curi Listrik SMA untuk Menambang Uang Virtual, Kepala Sekolah Dipecat
Untuk diketahui, "penambangan" adalah proses penting dalam cryptocurrency. Ini adalah proses validasi transaksi pada jaringan blockchain, di mana mata uang virtual adalah hasil akhirnya.
Sayangnya, dalam proses penambangan, dibutuhkan rangkaian hardware berupa komputer bertenaga besar dan sumber daya listrik yang tak sedikit pula.
Larangan penambangan cryptocurrency di China ini diperkirakan akan berlaku efektif mulai 7 Mei mendatang.
Butuh waktu lama
Pengamat industri kripto independen, Katherine Wu menilai efek berlakunya aturan ini membutuhkan banyak waktu. Ia mengatakan aturan ini berbeda dengan larangan cryptocurrency sebelumnya.
Pada tahun 2017 misalnya, pemerintah China melakukan operasi pembubaran untuk kegiatan menukaran mata uang dan jual-beli koin virtual.
Wu juga mengatakan, banyak industri yang masuk ke daftar "kegiatan sia-sia" justru cenderung bertahan lama.
Baca juga: Facebook dan Instagram Larang Iklan Bitcoin dkk
Dirangkum KompasTekno dari Wired, Rabu (10/4/2019)meskipun larangan penambangan kemungkinan akan efektif, namun para penambang berharap aturan itu akan memakan waktu bertahun-tahun untuk terimplementasi secara maksimal.
Meski begitu, beberapa penambang kripto di China sudah merasakan efek aturan ini.
Salah satunya adalah Bitmain, manufaktur chip khusus penambang yang disebut ASIC. Awalnya, Bitmain berencana mengekspansi bisnisnya ke AS. Namun harga mata uang virtual yang fluktuatif menahan rencana tersebut, hingga akhirnya perusahaan mengumumkan PHK.
Dengan berlakunya aturan ini, pembeli chip ASIC berkurang. Bitmain pun mengalihkan fokus ke bidang lain seperti AI.
Di luar China, perusahaan penambangan mata uang virtual sudah tidak lagi aman karena regulasi pemerintah. Terutama soal dampak fasilitas yang digunakan yakni listrik dalam jumlah besar.
Terkini Lainnya
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia