Facebook dan YouTube Hapus Video Penembakan di Selandia Baru
- Insiden penembakan di sebuah masjid yang terjadi di Selandia Baru membuat Facebook dan YouTube bertindak cepat. Pasalnya pelaku aksi terorisme ini merekam aksi brutalnya secara langsung dan menyebar dengan cepat di media sosial.
Menurut keterangan Facebook, pihaknya telah menghapus rekaman-rekaman video insiden tersebut dan menarik semua postingan yang berisi pujian atau dukungan pada aksi penembakan ini.
"Polisi Selandia Baru memberi tahu kami mengenai sebuah video yang disiarkan secara langsung di Facebook dan kami menghapus keduanya, akun pelaku penembakan dan videonya," kata Mia Garlick, perwakilan Facebook di Selandia Baru.
"Kami juga menghapus semua postingan yang berisi pujian atau dukungan untuk kejahatan ini. Kami juga terus bekerja dengan polisi Selandia Baru untuk penyelidikan lebih lanjut," ungkapnya.
Baca juga: Kominfo Imbau Masyarakat Tak Sebarkan Video Penembakan Selandia Baru
Situs video streaming YouTube pun bertindak serupa. Melalui akun Twitter resminya YouTube menyatakan akan menghapus semua rekaman yang berkaitan dengan insiden ini.
"Hati kita hancur karena tragedi mengerikan hari ini di Selandia baru. Ketahuilah, bahwa kami bekerja dengan waspada untuk menghapus rekaman kekerasan apa pun," tulis YouTube lewat akun Twitternya.
Insiden ini terjadi saat umat muslim di Selandia Baru melakukan ibadah solat Jumat. Insiden ini merenggut sebanyak 40 korban jiwa.
Dikutip KompasTekno dari Cnet, Jumat (15/3/2019), Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan dalam konferensi pers bahwa insiden penembakan ini menjadi salah satu hari paling kelam dalam sejarah Selandia Baru.
Penembakan ini diperkirakan terjadi pukul 13.40 waktu setempat. Beberapa jam setelah penembakan, polisi mengatakan empat orang, terdiri dari tiga pria dan satu perempuan, telah ditangkap.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga menyatakan, bom ditemukan telah terpasang di mobil teroris dan segera dinonaktifkan militer.
Salah seorang di antara empat orang yang ditangkap, menurut PM Australia Scott Morrison, adalah warga negaranya dengan media merilis identitasnya sebagai Brenton Tarrant.
Salah seorang teroris dalam manifestonya berkata dia berusia 28 tahun dan sengaja datang dari Australia untuk melakukan aksinya.
Terkini Lainnya
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia