YouTube Akan Berhenti Rekomendasikan Video "Bumi Datar"
— Konten video konspirasi yang kerap bermuatan hoaks atau spekulasi tak berdasar marak beredar di YouTube. Seperti misalnya video konspirasi teori Bumi datar atau peristiwa sejarah, seperti serangan 11 September (9/11) 2001.
YouTube selaku empunya platform pun rupanya gerah dengan video-video teori konspirasi dan mulai mengambil langkah untuk membatasi peredaran konten semacam itu.
Melalui sebuah pengumuman resmi, YouTube mengatakan bakal mengubah algoritma rekomendasinya agar tidak lagi memberikan konten konspirasi sebagai video rekomendasi.
"Kami akan mulai mengurangi rekomendasi konten yang kebenarannya meragukan dan berpotensi memberikan misinformasi ke pengguna dengan cara yang berbahaya," tulis YouTube
Baca juga: Fitur Baru Google Maps Tepis Teori Bumi Datar
"Seperti misalnya video yang mempromosikan penyembuhan palsu untuk penyakit serius, mengklaim Bumi berbentuk datar, atau klaim keliru terkait sejarah peristiwa, seperti 9/11," tambah YouTube memberikan contoh konten dimaksud.
Meski demikian, video teori konspirasi sebenarnya tidak serta-merta melanggar pedoman komunitas YouTube dan bukan berarti bakal lenyap begitu saja dari platform berbagi video terbesar sejagad itu
Algoritma baru YouTube hanya akan mencegah video macam ini muncul di daftar rekomendasi tontonan pengguna, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Mashable, Minggu (27/1/2019).
Kombinasi mesin dan manusia
Dalam menyisir video teori konspirasi, YouTube mengandalkan kombinasi machine learning dan tenaga manual alias manusia.
"Para pengevaluasi dan pakar akan dilatih tentang sistem rekomendasi untuk menilai video-video ini," tulis YouTube dalam blog resminya.
Ditambahkan, untuk sementara pembaruan ini baru akan bergulir untuk sebagian kecil video di Amerika Serikat. Konten yang terdampak oleh rombakan algoritma rekomendasi tersebut diperkirakan berjumlah kurang dari satu persen dari total video yang ada.
Baca juga: YouTube Larang Video Prank dan Challenge yang Membahayakan
Persentase itu masih bisa berubah mengingat setiap detiknya semakin banyak video yang diunggah ke platform YouTube.
Pihak YouTube mengaku sudah melakukan beberapa langkah untuk menangkal peredaran video bermuatan misinformasi yang merajalela di layanannya
Misalnya dengan mengatur algoritma di mesin pencarian yang hanya akan menyuguhkan sumber berita terpercaya untuk ditampilkan sebagai hasil pencarian.
Namun, masalah itu belum berakhir. Baru-baru ini, misalnya, Washington Post melaporkan temuan konten bernada kebencian dan konten konspirasi tentang kesehatan Hakim Agung AS, Ruth Bader Ginsberg, muncul di deretan video rekomendasi.
Menurut penelitian dari Pew Study, mulai banyak warga AS yang memilih YouTube untuk mencari topik tertentu dan memperoleh berita. Karena inilah video rekomendasi memiliki peranan yang besar dalam menentukan jenis konten yang ditonton pengguna YouTube.
Terkini Lainnya
- Grab Rilis Fitur Akun Keluarga, Bisa Pantau Perjalanan "Real-Time"
- Kenapa Tidak Boleh Main HP saat BAB? Begini Akibatnya
- Fungsi True Tone di iPhone yang Perlu Diketahui
- 7 Tips biar Memori HP Tetap Lega dan Tidak Cepat Penuh
- Oppo Find X8 Series Punya Fitur "Touch to Share", Mudahkan Transfer File iPhone ke HP Android
- 2 Cara Memblokir Nomor WhatsApp dengan Mudah dan Cepat
- Apa Arti “Re” di Gmail? Begini Penjelasannya
- Oppo Run 2024 Digelar di Bali, Diikuti 5.700 Peserta dari 23 Negara
- Cara Mengubah Tulisan WhatsApp di iPhone dengan Mudah
- Cara Bikin Kata-kata untuk Hari Guru 2024 yang Berkesan via ChatGPT, Mudah
- Kemenperin Ungkap Aksesori Apple yang Diproduksi di Bandung
- Mengulik Desain Oppo Find X8 Pro, Ada Tombol Kamera "Quick Button"
- Oppo Find X8 Series Pakai Teknologi Baterai Karbon Silikon, Apa Keunggulannya?
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- 7 Tips biar Memori HP Tetap Lega dan Tidak Cepat Penuh