Izin E-money Bukalapak Diharapkan Terbit Pertengahan 2019
JAKARTA, - Pengajuan izin e-money (uang elektronik) BukaDompet milik Bukalapak diklaim sudah rampung. BukaDompet diharapkan mendapat izin operasi dari Bank Indonesia pada pertengahan tahun ini.
Hal itu dijelaskan Presiden Bukalapak, Muhamad Fajrin Rasyid di acara ulang tahun Bukalapak ke-9 di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
"Kita masih menunggu dari Bank Indonesia (BI). Sudah selesai (dokumennya), jadi mereka lagi menganalisa aturan baru kemarin, jadi kita harus mengubah," jelas Fajrin.
Diketahui, pada 2017 lalu, beberapa layanan e-money dimoratorium oleh BI karena belum mengantongi izin sebagai penerbit uang elektronik. Selain BukaDompet, layanan payment yang diblokir adalah TokoCash (Tokopedia), ShopeePay (Shopee), dan GrabPay (Grab).
Salah stau kebijakannya menjelaskan bahwa penyelenggara uang elektronik open loop atau closed loop dengan jumlah dana float (dana beredar) minimal Rp 1 miliar, wajib memperoleh izin dari BI terlebih dahulu.
Baca juga: Bukalapak Hadirkan Opsi Baru Pembayaran Melalui Buka Dana
Sementara, peredaran uang elektronik dari semua layanan tersebut tercatat lebih dari Rp 1 miliar. Hal itulah yang menyebabkan beberapa layanan e-money dihentikan sementara.
"Dari aturan baru itu, ada hal-hal yang harus kita improve dan kita dalami. Kemarin sudah kita penuhi dan submit," ungkap Fajrin.
Fajrin berharap agar proses perizinan BukaDompet bisa segera cair.
"Mereka (BI) standard operational procedure (SOP)-nya dua atau tiga bulan kalau tidak salah. Mudah-mudahan (pertengahan tahun), karena kalau dua sampai tiga bulan ini ada yang kurang kita harus lengkapin lagi," kata Fajrin.
Selama moratorium, Bukalapak menggandeng Dana untuk memberikan opsi pembayaran bagi penggunanya dalam bentuk BukaDANA.
Ketika ditanya masa depan Dana, seandainya perizinan BukaDompet berhasil, Fajrin mengatakan masih akan melihat kecenderungan penggunanya ke depan.
"Kita lagi-lagi berpulang ke kebutuhan pelanggan saja. Kita akan melihat pelanggan kita bagaimana. Kita akan melakukan sesuai kebutuhan pelanggan," jelas Fajrin.
Fajrin tidak menutup peluang adanya kerja sama dengan platform fintech lain.
"Gak menutup kemungkinanlah, Maksud saya, contohnya kita baru kerja sama dengan BCA untuk BCA Oneklik, kemudian kita ada virtual account BRI Syariah. Enggak menutup kemungkinan kita ada channel lain," lanjut Fajrin.
Terkini Lainnya
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI