Google Permudah Hapus Riwayat Pencarian, Begini Caranya
- Maraknya pemberitaan tentang pembobolan data dan privasi membuat Google memperbarui fiturnya. Google memberikan 'update' dengan mempermudah pengguna menghapus riwayat pencarian pada Google Search.
Seperti diketahui, Google menyimpan semua data yang pengguna cari, termasuk kata kunci, website, pencarian video, dll, dalam servernya. Ketika pengguna penghapus riwayat pencarian pada web browser, 'history' di server Google tidak akan terhapus.
Sekarang, seluruh aktivitas pencarian pada server tersebut dapat dihapus dengan adanya pembaruan ini. Cara menghapusnya pun cukup mudah. Sebelumnya, pengguna diharuskan login dengan akun Google pribadi di web Google Search.
Dengan mengunjungi web Google Search, seperti gambar pada mobile web, penguna dapat mengklik ikon 'tiga strip' pada pojok kiri atas lalu pilih "Your data in Search". Setelah itu, pengguna akan melihat pilihan penghapusan di paling atas halaman.
Ada pilihan "Delete last hour" yang berarti menghapus pencarian selama satu jam ke belakang, ada pula opsi "Delete all Searches" untuk melenyapkan semua pencarian yang pernah pengguna lakukan di Google Search.
Baca juga: Cara Hapus Riwayat Pencarian Google di Desktop dan Mobile
Raksasa Mountain View itu meluncurkan pembaruan penghapusan riwayat pencarian untuk aplikasi browser desktop dan mobile (Android dan iOS).
Sementara untuk aplikasi Google Search (bukan aplikasi browser), dikutip KompasTekno dari blog resmi Google, Kamis (25/10/2018), di iOS dan Android akan secara perlahan dibagikan dalam beberapa minggu mendatang.
Ada pula pembaruan untuk pengaturan iklan dalam pencarian. Ini untuk memudahkan pengguna menyesuaikan iklan yang ada pada Google Search ketika mencari sesuatu, agar relevan dengan iklan yang dilihat.
Iklan tersebut dapat dipersonalisasi di bagian bawah halaman pengaturan "Your data in Search".
Sang robot pencari yang didirikan Larry Page juga menjanjikan perubahan yang sama, penghapusan pencarian lokasi atau apa pun dalam Google Maps, tahun depan.
Seperti diketahui, kontrol privasi baru ini muncul ketika maraknya skandal privasi menyerang beberapa raksasa teknologi seperti Facebook, yang data 50 juta penggunanya dibobol dan sedang diuji oleh sistem GDPR baru di Eropa.
Apple juga terserang masalah privasi pada pembobolan data Apple ID pengguna yang ujungnya menguras dana pengguna.
Terkini Lainnya
- Kemenperin Ungkap Aksesori Apple yang Diproduksi di Bandung
- Mengulik Desain Oppo Find X8 Pro, Ada Tombol Kamera "Quick Button"
- Oppo Find X8 Series Pakai Teknologi Baterai Karbon Silikon, Apa Keunggulannya?
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Facebook Tambah Fitur Musik di Stories dan Profil
- Setop Bisnis Ponsel Andromax, Smartfren Fokus Bangun Jaringan 4G
- iPhone Donald Trump Diduga Disadap China dan Rusia
- Ribuan Warga Swedia Tanam Microchip di Tubuh
- Fitur Stiker di WhatsApp Mulai Disebar