cpu-data.info

Selain Berbagi Rumah, Airbnb Ingin Pengguna Berbagi Saham

Ilustrasi layanan Airbnb.
Lihat Foto

- Di dunia sharing economy, Airbnb adalah salah satu nama beken di mana pemilik properti bisa menyewakan rumah atau apartemennya sebagai tempat penginapan sementara kepada peminat lewat marketplace Airbnb.

Selain sebagai empunya aset, Airbnb rupanya juga ingin menjadikan para pemilik properti dalam layanannya ini sebagai bagian dari perusahaan dengan memiliki saham.

Niatan tersebut diketahui dari permintaan Airbnb kepada US Securities and Exchange Commission (SEC) untuk merevisi aturan kepemilikan sekuritasnya.

Lebih khususnya, Airbnb ingin mengubah Rule 701 dari SEC -yang mengatur soal kepemilikan ekuitas di perusahaan- supaya bisa ada kelas pemegang saham baru untuk para rekanan di gig economy (bisnis dengan rekanan/ tenaga kerja lepas, termasuk di Airbnb).

Uber diketahui pernah bertemu dengan SEC untuk mengajukan permintaan serupa. Bedanya, proposal Airbnb kali ini berupa sebuah surat dan bisa dibaca di tautan berikut.

Airbnb ingin para pemilik properti ikut memiliki saham perusahaan karena diyakini bisa memberi insentif untuk kedua pihak.

“Sebagai marketplace sharing economy, Airbnb bisa sukses ketika para pemilik penginapan ini sukses juga,” tulis Airbnb dalam suratnya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Senin (24/9/2018).

“Dengan memberikan ekuitas kepada partisipan sharing economy sedari awal, maka insentif antara perusahaan dan peserta sharing economy akan bersesuaian,” lanjut Airbnb yang kini bernilai 31 miliar dollar AS.

Masih belum jelas bagaimana nanti mekanisme kepemilikan saham Airbnb oleh para rekanannya ini. Sebelum bisa terwujud, mungkin ada beberapa aturan tambahan yang mesti turut direvisi.

Aturan yang berlaku saat ini menyebutkan bahwa perusahaan privat dengan pemegang saham sejumlah 2.000 atau lebih, atau 500 pemegang saham atau lebih yang berllokasi di luar AS, mesti terdaftar di SEC.

Hal tersebut merupakan masalah bagi Airbnb yang sebagian besar pasarnya berlokasi di luar AS, mencakup 81.000 kota di 190 negara, sehingga menyulitkan pembagian ekuitas yang berbasis di AS.

Baca juga: AirBnB Hapus Puluhan Ribu Rumah Sewa di Jepang

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat