Iklan Lowongan Kerja Facebook Tak Bisa Dilihat Perempuan?
- Isu diskriminasi gender masih sering ditemukan di entitas korporat sekaliber perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley sekalipun.
Kali ini muncul tudingan bahwa Facebook telah melakukan diskriminasi dengan cara menayangkan iklan lowongan kerja yang hanya ditampilkan untuk laki-laki, dan tidak bisa dilihat oleh perempuan.
Tuduhan itu dilontarkan oleh kelompok hak asasi Serikat Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) dalam sebuah gugatan yang diajukan ke United States Equal Employment Opportunity Commission, badan federal yang mengurusi persoalan diskriminasi di tempat kerja.
Dalam gugatannya, ACLU menuding Facebook telah menayangkan iklan lowongan kerja dari setidaknya 10 pihak, termasuk sebuah perusahaan pengembangan software dan departemen polisi.
Masalahnya, menurut ACLU, iklan-iklan lowongan kerja yang ditayangkan di media sosial itu diatur agar hanya bisa dilihat oleh perngguna Facebook bergender pria saja, sementara wanita tidak bisa.
Baca juga: Sosok Perempuan Muda yang Jadi Menteri Teknologi Malaysia
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Rabu (19/9/2018), gugatan ACLU mewakili tiga orang wanita yang merasa menjadi korban atas tindak diskriminatif yang dituduhkan terhadap Facebook.
Platform media sosial Facebook memang memiliki kemampuan ad-targeting untuk menyasar kalangan konsumen tertentu saja, sesuai dengan kehendak pengiklan. Namun, mengacu pada gugatan ACLU, kemampuan ini rupanya juga bisa dipakai untuk targeting secara diskriminatif.
ACLU mengatakan Facebook tidak mencegah pengiklan -dalam hal ini pemasang lowongan kerja- hanya menarget gender tertentu. Beberapa pengiklan lowongan kerja juga dituding hanya menarget calon tenaga kerja dari kalangan umur tertentu saja.
Juru bicara Facebook, Joe Osborne mengatakan bahwa perlakuan diskriminatif dilarang keras dalam kebijakan perusahaan. “Kami sedang mempelajari keluhan terkait,” ujar Osborne.
Sebelumnya, sekitar pertengahan tahun ini, Facebook pernah tersandung kasus serupa. Ketika itu melibatkan pemasang iklan rumah yang secara spesifik menyasar konsumen dari ras tertentu saja, sehingga dituding bersifat rasis.
Facebook kemudian bertindak dengan menghapus 5.000 kategori iklan yang memungkinkan pengiklan mengecualikan audiens berdasarkan kepercayaan dan kelompok etnis.
Terkini Lainnya
- Vendor Smartphone di India Tersandung Masalah Hukum gara-gara Amazon
- Selamat Tinggal Stiker Apple, "Unboxing" iPhone 16 Akan Berbeda Rasanya
- 8 Cara Mengatasi Notifikasi WhatsApp Tidak Bunyi dengan Mudah
- Spesifikasi dan Harga Tablet Infinix Xpad 4G di Indonesia, Mulai Rp 2 Jutaan
- Smartwatch Huawei Watch GT 5 dan GT 5 Pro Resmi, Diklaim Lebih Akurat Pantau Kesehatan
- Spesifikasi dan Harga Realme 13 Pro Plus 5G di Indonesia
- 3 Game Gratis Epic Games, Ada Game Zombi "The Last Stand: Aftermath"
- Jakarta Juara Umum PON XXI Cabor E-sports
- Spesifikasi dan Harga Realme 13 Pro 5G di Indonesia
- Jadwal MPL S14 Pekan Ini, Ada "Rematch" RRQ Hoshi Vs Evos Glory
- YouTube Kini Punya Tombol "Hype" untuk Dongkrak Popularitas Kreator Pemula
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology