Harga Bitcoin dkk Terjun Rp 15 Juta dalam Sehari

- Harga mata uang virtual (cryotocurrency) Bitcoin dkk mendadak anjlok. Setelah beberapa hari mulai stabil, harga bitcoin ambles lebih dari 300 dollar AS (sekitar Rp 4,4 juta) hanya dalam waktu satu jam pada Rabu (5/9/2018) pagi.
Merosotnya harga Bitcoin diikuti oleh cryptocurrency lainnya seperti Ethereum, Bitcoin Cash, dan Ripple. Kamis (6/9/2018) pagi, harga Bitcoin kembali jatuh 1.000 dollar AS (sekitar Rp 15 juta) hanya dalam waktu 24 jam.
Belum diketahui penyebab penurunan tajam harga mata uang virtual tersebut. Menurut beberapa analis, dihimpun KompasTekno dari The Independent, Jumat (7/9/2018), panic selling turut berkontribusi jatuhnya harga Bitcoin dkk.
Panic selling didefinisikan sebagai situasi ketika para investor melakukan aksi penjualan secara besar-besaran dalam waktu yang singkat. Selain itu, bank investasi kenamaan Goldman Sachs yang menjatuhkan rencana perdagangan cryptocurrency juga disebut menjadi penyebab.
Meski sama-sama turun, penurunan harga Bitcoin masih lumayan, yakni 12 persen, dibanding etherum, ripple, bitcoin cash, dan EOS yang mencapai 20 persen. Beberapa pengamat sempat memprediksi jika harga Bitcoin akan positif setelah pada Selasa (4/9/2018) mencapai harga tertinggi dalam satu bulan.
Baca juga: Arab Saudi Resmi Larang Bitcoin
Investor dan penasihat blockchain, Oliver Isaacs sebelumnya pernah mengatakan jika naiknya harga bitcoin selama beberapa hari sebelum puncaknya pada Selasa, adalah tanda positif dan akan mendatangkan keuntungan selama beberapa bulan kedepan.
"Stabilitas harga Bitcoin yang meningkat selama beberapa hari terakhir belum bisa dilihat saat ini, tapi saya pikir bisa dilihat sebagai sinyal positif untuk mendatangkan lebih banyak keuntungan, terutama untuk beberapa bulan kedepan," jelasnya beberapa jam sebelum harga bitcoin jatuh pada hari Rabu.
Sedikit berbeda dengan Isaacs, Matthew Newton yang menjadi analis platform perdagangan online eToro melihat naiknya harga Bitcoin di awal pekan tidak tidaklah sepenuhnya pertanda baik.
"Harga bitcoin mungin naik tapi masih terlalu dini untuk menyebutnya kebangkitan (bitcoin dkk) yang nyata," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengungkapkan akan ada banyak hal positif tentang masa depan cyptocurrency.
"Ada banyak berita fundamental tentang perkembangan cryptocurrency saat ini," imbuh Newton.
Hingga hari ini, harga Bitcoin terhadap dollar AS terus menurun dan menyentuh angka kurang dari 7.000 dollar AS (sekitar Rp 104 juta).
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis