Bot AI Gagal Kalahkan Manusia di Turnamen "Dota 2"

- Teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) terbukti berhasil mengalahkan manusia dalam beberapa game online, misalnya catur (chess) dan baduk (go). Namun, agaknya e-sport seperti “Dota 2” masih bertumpu pada kecerdasan manusia.
Dalam turnamen internasional Dota 2 di Vancouver, Kanada, tim manusia dan tim bot AI berkompetisi sengit untuk mengejar gelar juara. Namun, hasil akhir menunjukkan tim manusia tetap lebih andal.
Dalam tiga babak, pertandingan pertama dipimpin tim manusia, kedua dipimpin tim bot AI, lantas ketiga kembali diambil alih tim manusia. Di mana letak kesalahan tim bot AI?
“Bot masih sangat bagus dalam permainan dari momen ke momen, tetapi kelihatan buruk ketika mereka harus membuat keputusan tingkat makro,” kata peneliti game AI, Mike Cook.
Bukan berarti tim bot AI tak menunjukkan kemampuan strategis sama sekali. Mereka kerap mengambil tindakan taktis, misalnya mengorbankan pahlawan yang terisolasi atau menyerang dari jarak dekat dan presisi.
Hanya saja, dalam kasus ini tim manusia bisa lebih praktis dan efisien dalam mengatur dan mengubah strategi ketika terjun ke lapangan Dota 2. Hal ini yang perlu menjadi catatan untuk pengembangan bot AI ke depannya.
Tim bot AI yang bertanding merupakan kreasi OpenAI, yakni laboratorium riset non-profit yang didirikan beberapa tokoh teknologi kawakan. Salah satunya tak lain adalah pendiri sekaligus CEO SpaceX, Elon Musk.
OpenAI bertujuan menciptakan AI yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Mengajari bot AI bermain game barangkali terdengar sepele, tetapi merupakan rangkaian riset untuk mengembangkannya lebih jauh lagi, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (27/8/2018), dari TheVerge.
Pasalnya, bermain game memberikan pelajaran ke AI untuk bekerja sama, menyusun strategi, dan mengambil keputusan yang kompleks. Harapannya, kemampuan-kemampuan tersebut bisa diimplementasikan AI ke tantangan-tantangan kehidupan nyata.
Dalam beberapa pekan ke depan, tim manusia dan bot AI masih harus menyelesaikan dua kali pertandingan. Jadi, kekalahan tim bot AI masih bisa dibalas dengan dua kali kesempatan.
Baca juga: Stephen Hawking Meninggal Dunia, Ini Ramalannya soal Teknologi AI
Apakah tim bot AI bakal berbenah diri dan merebut kemenangan, atau kecerdasan manusia memang belum tertandingi? Kita tunggu saja.
Terkini Lainnya
- Nothing CMF Buds 2 Diam-diam Muncul di Situs Resmi, TWS Murah dengan ANC
- Daftar Operator Seluler yang Menyediakan eSIM di Indonesia
- Spesifikasi Laptop untuk Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Penting Diperhatikan
- OpenAI Siapkan Media Sosial Mirip X, Berbasis ChatGPT
- Sidang Antimonopoli Meta: Mark Zuckerberg Bisa Dipaksa Jual Instagram dan WhatsApp
- Telkomsel Rilis Paket Bundling iPhone 16, Rp 50.000 Kuota 58 GB
- Daftar HP yang Mendukung eSIM di Indonesia
- Membawa Inovasi AI Lebih Dekat ke Semua Orang
- Samsung Rilis Galaxy A06 5G Edisi Free Fire, Banyak Aksesori Bikin "Booyah"
- Apakah iPhone XR Masih Layak Beli di Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Huawei Pastikan Ponsel Lipat Tiga Mate XT Ultimate Rilis di Indonesia
- Harga iPhone 11, 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max Bekas Terbaru, Mulai Rp 5 Jutaan
- AMD Umumkan CPU 2nm Pertama "Venice", Meluncur 2026
- Harga iPhone XR Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan