cpu-data.info

Samsung: Vendor Smartphone "Biaya Murah" Umurnya Tidak Panjang

Denny Galant Head of Product Marketing IM Business dan IM Marketing Director Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang (kanan) dalam sesi wawancara usai peluncuran smartphone Galaxy A6 dan Galaxy A6 Plus di Uluwatu, Bali, Selasa (8/5/2018).
Lihat Foto

ULUWATU, - Beberapa vendor smartphone kini berlomba menawarkan produk-produk dengan hardware mumpuni yang dibanderol relatif murah untuk ukuran spesifikasinya.

"Perang harga" yang terbaru dilakoni Asus dengan produk Zenfone Max Pro M1 dan Xiaomi dengan Redmi Note 5. Kedua produk tersebut dibanderol mulai harga Rp 2 jutaan. (Baca juga : Asus Bandingkan ZenFone Max Pro M1 dengan Redmi Note 5)

Bagaimana dengan Samsung sebagai pemimpin pasar smartphone di Indonesia?

IM Marketing Director Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang menyatakan pihaknya lebih memilih untuk mengedepankan manfaat keseluruhan yang dihadirkan untuk konsumen, ketimbang terlibat perang harga dan spesifikasi.

“Pemain-pemain low-cost itu umurnya tidak panjang karena menarik konsumen yang hanya loyal dengan harga. Begitu ada yang lebih murah, dia pindah. Begitu seterusnya sampai yang kehabisan ‘gas’ keluar dari pasaran. Sementara, kami mainnya long-term,” ujar Jo dalam sesi wawancara usai peluncuran smartphone Galaxy A6 dan Galaxy A6 Plus di Uluwatu, Bali, Selasa (8/5/2018),

“Manfaat keseluruhan” dari sebuah smartphone yang dimaksud oleh Jo terkait dengan kegunaan yang bisa diberikan oleh ponsel kepada pengguna, di luar komponen internal seperti prosesor, RAM, dan media penyimpanan.

Dia mencontohkan fitur asisten virtual Bixby Vision yang dibenamkan Samsung di Galaxy A6 dan Galaxy A6 Plus. Bixby Vision mampu menerjemahkan teks lewat kamera secara real time sehingga memudahkan pengguna yang sedang bepergian ke luar negeri.

“Sebagai vendor, kami berupanya memberikan value added, nilai lebih,” kata Jo. “Jadi, bukan hanya membanding-bandingkan spesifikasi saja, ada hal lain di luar itu yang sesuai dengan target market kami. Ini tentang totalitas experience.”

Baca juga : Sejenak Menggenggam Galaxy A6 dan Galaxy A6 Plus

Konsumen bisa menilai

Head of Product Marketing IM Business Samsung Electronics Indonesia Denny Galant mengatakan kompetisi di pasar adalah hal yang baik karena mendorong inovasi dan pada akhirnya akan menguntungkan konsumen dengan semakin banyaknya pilihan yang hadir.

Di sisi lain, Denny meyakini edukasi yang dilakukan oleh pihaknya seputar manfaat keseluruhan smartphone bakal mampu menggiring konsumen untuk melirik kelebihan produk-produk smartphone Samsung.

“Pada akhirnya konsumen yang menentukan dan kami yakin konsumen tahu mana yang terbaik,” sebut dia.

Galaxy A6 Plus (kiri), memiliki layar lebih lebar dengan ukuran 6 inci, dibandingkan milik Galaxy A6 sebesar 5,6 inci. / OIK YUSUF Galaxy A6 Plus (kiri), memiliki layar lebih lebar dengan ukuran 6 inci, dibandingkan milik Galaxy A6 sebesar 5,6 inci.

Galaxy A6 dan Galaxy A6 sendiri mengincar kalangan konsumen “millenial” yang peduli dengan gaya. Sebab itu Samsung menyelaraskan gaya desain kedua ponsel anyar ini dengan “kakak-kakaknya” dari seri Galaxy A8, Galaxy S9, dan Galaxy Note 8.

Layar Galaxy A6 berukuran 5,6 inci dengan aspect ratio 18,5:9 yang disebut Samsung sebagai Infinity Display. Galaxy A6 Plus turut memiliki aspect ratio yang sana, tapi ukurannya lebih besar dengan diagonal 6 inci.

Di luar ukuran, spesifikasi keduanya agak berbeda. Galaxy A6 ditenagai prosesor octa core 7870 1,6 GHz, RAM 3 GB, storage 32 GB, baterai 3.000 mAh, kamera tunggal 16 megapiksel (f/1.7), dan kamera depan 16 megapiksel (f/1.9). Banderolnya dipatok sebesar Rp 3.799.000.

Sementara, Galaxy A6 Plus memiliki dapur pacu chip octa-core Snapdragon 450 dengan RAM 4 GB, storage 32 GB, baterai 3.500 mAh, kamera ganda 16 megapiksel (f/1.7) dan 5 megapiksel di punggung, serta kamera selfie 24 megapiksel (f/1.9). Harganya Rp 4.899.000.

Baca juga : Harga dan Spesifikasi Mirip, Ini Beda Galaxy A6 dan Galaxy J7 Duo

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat