Jerman Wajibkan Orang Tua Hancurkan Smartwatch Anaknya
- Penggunaan smartwatch pada orang dewasa untuk pemantau aktivitas olahraga dan penghubung fungsi ke smartphone sudah menjadi hal yang umum. Arloji pintar pun banyak dipakaikan untuk anak oleh orang tuanya, khususnya di Jerman.
Namun, pemerintah Jerman secara mendadak mengeluarkan aturan pelarangan penggunaan smartwatch pada anak mulai usia 5 tahun hingga 12 tahun.
Orang tua diminta untuk menghancurkan smartwatch yang diberikan ke anaknya dan memberikan bukti penghancuran pada badan regulasi komunikasi Jerman Bundesnetzagentur.
Mengapa pemerintah Jerman begitu keras terhadap penggunaan smartwatch pada anak?
Smartwatch tersebut ternyata digunakan orang tua untuk memantau aktivitas dan percakapan di lingkungan sekitar anaknya saat berada di sekolah. Pemerintah setempat menilai perilaku tersebut melanggar peraturan yang tercantum dalam undang-undang anti-pengawasan di Jerman.
Dalam sebuah penyelidikan, smartwatch telah digunakan oleh orang tua murid untuk menguping pembicaraan guru dalam kelas.
"Melalui sebuah aplikasi, orang tua dapat menggunakan jam tangan anak-anak tersebut untuk mendengarkan lingkungan di sekitar anaknya," ujar Jonchen Honman, pimpinan Bundesnetzagentur dikutip KompasTekno dari The Register, Rabu (22/11/2017).
Baca juga : Peneliti Beberkan Dampak Gadget VR bagi Anak
Selain smartwatch, sebelumnya Jerman telah melarang penjualan boneka Cayla yang dirilis perusahaan mainan Genesis Toys pada bulan Februari lalu. Perangkat yang ada di boneka ini dianggap ilegal karena terdapat mikrofon yang dapat menangkap pembicaraan dan suara anak.
Tidak hanya Jerman
Kehawatiran yang muncul akibat penggunaan jam tangan pintar pada anak-anak ternyata tidak hanya terjadi di Jerman.
Pemerintah Norwegia menemukan celah kejahatan yang akan terjadi jika alat ini digunakan oleh anak-anak, sebelum regulasi pelarangan penggunaan jam tangan pintar diterapkan oleh Jerman.
Pada bulan Oktober lalu, Norwegian Consumer Council (NCC) melaporkan bahwa sejumlah jam tangan pintar dan perangkat GPS untuk anak sangat rentan. Alasannya kedua perangkat itu mengirim dan menyimpan data tanpa enkripsi.
Hal ini dirasa tidak aman karena bisa saja jam tangan tersebut diakali oleh peretas. Dengan segenap kemampuannya, para hacker bisa melacak lokasi anak tersebut, menggiringnya ke tempat yang ada di luar jangkauan orang tua, melakukan panggilan palsu, dan menculiknya untuk meminta sejumlah uang tebusan.
Terkini Lainnya
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI
- Mau Dapat Cuan Lebih dari YouTube Shopping? Ini Syaratnya
- Microsoft Perbarui AI Copilot, Ada Fitur Kolaborasi Serupa Freeform