Hati-hati, Aplikasi Kencan Rawan Kejahatan

- Sering menggunakan aplikasi kencan untuk mencari pasangan? Jika ya, tampaknya Anda harus mempertimbangkan untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
Baru-baru ini, Perusahaan penyedia keamaan Karpersky melaporkan bahwa aplikasi kencan merupakan salah satu bentuk layanan online yang paling tidak aman.
Pasalnya, aplikasi kencan menyediakan berbagai macam informasi personal penggunanya secara bebas. Ini memungkinkan para hacker untuk mengambil data pengguna dan menggunakannya secara tidak bertanggung jawab.
Ketidakamanan aplikasi kencan tak hanya sampai disitu. Beberapa ancaman kejahatan lain seperti penguntit, spamming email dan penipuan rentan terjadi.
Aplikasi kencan memiliki sistem keterbukaan informasi yang dapat diakses oleh siapa saja. Oleh sebab itu, para pelaku kejahatan bisa mendapat berbagai macam informasi mengenai pengguna hanya dengan mengetik nama lengkap, pekerjaan, atau meretas alamat IP.
Aplikasi kencan paling rentan
Dari data Karpersky yang dihimpun KompasTekno dari SlashGear, Rabu (1/11/2017), Happn dan Paktor menjadi aplikasi kencan paling tidak aman. Kedua aplikasi ini menyediakan informasi pengguna dengan sangat terbuka.
Happn dan Paktor memungkinkan banyak orang mengakses lokasi, alamat IP, dan mengirimkan pesan. Keterbukaan ini memancing pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya, termasuk penguntit dan orang lain yang berniat tidak baik.
Sedangkan Tinder dan Bumble memiliki tingkat kemanan menengah. Kedua aplikasi ini menyediakan informasi yang terbatas hanya ke sesama pengguna. Namun, tetap saja ada kemungkinan untuk melakukan pencurian data.
Aplikasi Ok Cupid, Badoo, Mamba, Zoosk, dan WeChat merupakan aplikasi yang paling aman di antara dating apps. Informasi hanya diberikan ke sesama pengguna atas dasar persetujuan dari pengguna lain.
Laporan selengkapnya bisa dilihat di situs Kaspersky di tautan berikut.
Kasus kejahatan aplikasi kencan
Di luar ranah cyber, potensi kejahatan lewat aplikasi kencan juga bisa merambah dunia nyata.
Pada bulan September lalu misalnya, seorang pria asal Sydney, Australia melaporkan bahwa dirinya dirampok oleh "teman kencan" yang dikenal lewat Tinder.
Ia harus rela kehilangan dompet dan uang tunai di saat pertemuan pertamanya.
Pria tersebut mengaku bahwa teman kencannya mengajak bertemu di kawasan perairan Bondi Beach.
Begitu datang ke lokasi janjian, alih-alih bertemu perempuan yang diajak kencan, dia malah didatangi tiga orang pria asing dan dirampok.
Rupanya akun perempuan di Tinder tadi palsu belaka dan sengaja dibikin oleh pelaku kejahatan untuk memancing korban.
Memang ada juga yang sukses mencari lawan jenis lewat aplikasi kencan. Meski demikian, ada baiknya untuk tidak menggantungkan diri pada teknologi untuk mencari pasangan.
Sesekali keluar dan lihatlah sekeliling. Siapa tahu pujaan hati selama ini ada di sekitar Anda.
Terkini Lainnya
- 543 Pinjol Ilegal yang Tidak Diakui OJK Februari 2025
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp