Soal Internet "Fixed Broadband", Indonesia Akan Belajar dari Korsel
BUSAN, - Indonesia akan belajar dari Korea Selatan dalam mengembangkan fixed broadband atau pita lebar (menggunakan kabel) guna memudahkan akses internet di Tanah Air. Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Rudiantara, telah meminta Direktur Pengembangan Pita Lebar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Benyamin Sura, untuk mempelajari tentang hal itu dari pengalaman Korea Selatan atau Korsel.
"Saya telah minta Pak Ben (Benyamin Sura) belajar dari Korea. Datang ke Seoul untuk belajar bagaimana mengembangkan fixed broadband. Mobile broadband kita sudah ok, paling tidak di Jawa. Di luar Jawa kita masih pusing karena backbone (infraktruktur dasar untuk itu) tidak ada," kata Rudiantara kepada wartawan di sela-sela acara ITU Telecom Wolrd 2017 di Busan, Senin (25/9/2017).
Dia mengatakan, Indonesia perlu belajar dari Korsel karena negara ini memiliki koneksi internet tercepat di dunia saat ini.
"Kita belajar dari Korea. Mengapa? Korea itu (koneksi internetnya) nomor satu di dunia. Kalau mobile broadband kita tidak kalah, apalagi di Jakarta. Tapi fixed broadband kita kalah," kata dia.
Baca: Indonesia Pamer Industri Digital di ITU Telecom World 2017
Rudiantara meragukan alasan bahwa Indonesia kalah karena negara kepulauan, sementara Korsel tidak. Soalnya, di pulau Jawa saja kondisinya tetap kalah jauh dibanding Korsel.
Dari laporan yang dipublikasikan Akamai tahun 2014, koneksi internet Korsel sudah yang paling cepat dengan kecepatan rata-rata 24,6 Mbps. Di belakang Korsel ada Hongkong, Swis, Jepang, dan Belanda.
Tahun 2017, dari laporan OpenSignal, Korsel tetap sebagai yang tercepat dengan kecepatan rata-rata 37,5 Mbps. Posisi berikutnya ditempati Norwegia (34,8 Mbps), Hungaria (31 Mbps), Singapura (30,05 Mbps), dan Australia (26,25 Mbps).
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia berada di urutan ke 80 dengan kecepatan rata-rata 4,72 Mbps.
Benyamin Sura di tempat yang sama mengatakan, dia telah bertemu sejumlah pihak di Korsel, antara lain dengan operator Korea Telecom (KT), untuk menjajaki kerja sama.
"Saya telah bertemu pihak Korea di Seoul. Sebetulnya persoalan kita adalah fixed broadband. Ini untuk di daerah urban," kata Benyamin.
Menurut Benyamin, target pengembangkan fixed broadband adalah di daerah-daerah perkotaan yang punya potensi ekonomi cukup bagus tetapi belum ada jaringan internetnya.
"Saya cari daerah yang punya potensi. Fixed broadband itu punya kemampuan sangat tinggi, kualitasnya sangat bagus dibanding seluler. Lebih murah tapi lebih bagus," ujar Benyamin.
Terkini Lainnya
- Oppo Hadirkan AI Gemini dan "Circle-to-Search" di ColorOS 15
- Cara Mengembalikan Akun Facebook yang Hilang dengan Mudah dan Praktis
- iPhone 16 Masih Dilarang, Apple Janji Tambah Investasi 10 Kali Lipat
- Sleep atau Shutdown Laptop, Mana yang Lebih Baik Digunakan Pengguna?
- Pabrik Rp 157 Miliar Ditolak RI, Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi iPhone 16
- Microsoft Umumkan Windows 365 Link, PC Kecil Berbasis Cloud Mirip Mac Mini
- Samsung Galaxy A16 5G Rilis di Indonesia, HP "Panjang Umur" Harga Rp 3 Jutaan
- Siasat Apple buat Jualan iPhone 16 di Indonesia, dari Minta Audiensi hingga Nego Investasi
- Ada Lubang Berbahaya, Pengguna iPhone Wajib Download iOS 18.1.1
- Rumor Samsung Galaxy S25 Versi Tipis Menyeruak
- Oppo Reno 13 Belum Dirilis, tapi Sudah Siap Masuk Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- Tanda iPhone 16 Dijual Resmi di Indonesia Menguat, Ini Janji Apple
- HP Gaming Asus ROG Phone 9 dan ROG Phone 9 Pro Dirilis, Ini Harganya