Elon Musk Sebut AI Bisa Memicu Perang Dunia III
- Pengembangan program kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) semakin mengemuka di dunia teknologi. Presiden Rusia Vladimir Putin ikut berkomentar dengan menyebutkan bahwa AI bakal memiliki implikasi besar bagi umat manusia.
“(AI) Menawarkan peluang yang sangat besar, tapi juga ancaman yang sulit diprediksi. Negara manapun yang memimpin dalam hal ini (pengembangan AI) bakal menguasai dunia,” sebut Putin dalam sebuah siaran kepada mahasiswa Rusia, pekan lalu.
Pernyataan Vladimir Putin memancing reaksi dari Elon Musk, tokoh teknologi yang dikenal memiliki kekhawatiran bahwa pengembangan AI yang tak terkendali bisa membawa akibat buruk bagi masa depan dunia.
Dalam sebuah tweet, Elon Musk, sang pendiri Tesla dan Space X, memprediksi bahwa negara-negara adidaya akan terlibat perlombaan memuat AI. Menurut dia, hal tersebut bisa memicu perang besar.
Baca: Elon Musk Sebut AI Jauh Lebih Berbahaya dari Korea Utara
“Sudah dimulai. China, Rusia, negara-negara dengan kemampuan tinggi soal ilmu komputer. Kompetisi membuat AI yang superior di taraf nasional kemungkinan besar bisa memicu perang dunia 3,” kicau Elon Musk, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Selasa (5/9/2017).
China, Russia, soon all countries w strong computer science. Competition for AI superiority at national level most likely cause of WW3 imo.
— Elon Musk (@elonmusk) September 4, 2017
Elon Musk mengatakan, nantinya pemincu perang dunia III bukanlah negara-negara pembuat AI, melainkan program AI itu sendiri. Macam di film Terminator, AI bisa saja memutuskan untuk menyerang negara lain, setidaknya begitu menurut Elon Musk.
Pihak pemerintah pun, lanjut Elon Musk, tidak perlu merasa tertinggal karena AI kebanyakan dikembangkan perusahaan swasta seperti Google dan Facebook. Ini karena perusahaan-perusahaan itu bisa saja dipaksa menyerahkan teknologinya ke pemerintah apabila dirasa perlu dan mendesak.
Di dunia teknologi, Elon Musk dikenal sebagai sosok yang menentang pengembangan AI secara serampangan dan tak teregulasi. Dia, misalnya, mendesak agar pemerintah AS menerapkan aturan-aturan untuk “melindungi publik” dari potensi ancaman AI bagi kehidupan manusia.
Elon Musk menjalankan inisiatif OpenAI yang mendorong pengembangan AI secara terbuka agar dapat diawasi publik. Dia juga memiliki Neuralink yang mencari cara untuk menggabungkan AI dengan otak manusia, agar manusia tetap kompetitif di tengah pengembangan AI yang semakin maju.
Sikap Elon Musk boleh dibilang berseberangan dengan sejumlah tokoh teknologi lain yang mendukung pengembangan AI, seperti misalnya pendiri Facebook Mark Zuckerberg yang pernah menyebut Elon Musk “tidak bertanggung jawab” karena terus menerus menakut-nakuti publik soal AI.
Baca: Zuckerberg dan Elon Iron Man Musk Adu Mulut di Internet
Terkini Lainnya
- Smartwatch Huawei Watch GT 5 dan GT 5 Pro Resmi, Diklaim Lebih Akurat Pantau Kesehatan
- Spesifikasi dan Harga Realme 13 Pro Plus 5G di Indonesia
- 3 Game Gratis Epic Games, Ada Game Zombi "The Last Stand: Aftermath"
- Jakarta Juara Umum PON XXI Cabor E-sports
- Spesifikasi dan Harga Realme 13 Pro 5G di Indonesia
- Jadwal MPL S14 Pekan Ini, Ada "Rematch" RRQ Hoshi Vs Evos Glory
- YouTube Kini Punya Tombol "Hype" untuk Dongkrak Popularitas Kreator Pemula
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun