Asisten Minta Naik Gaji, Elon "Iron Man" Musk Malah Beri Cuti 2 Minggu

- Di suatu hari pada awal 2014, Elon Musk pernah dihadapkan pada situasi sulit. Asistennya bernama Mary Beth Brown yang sudah mengabdi selama 12 tahun minta kenaikan gaji secara signifikan.
Tak disebutkan berapa angka yang diminta Mary Beth Brown. Yang jelas, Elon Musk tak serta-merta mengiyakan atau menolak. Ia malah meminta asistennya cuti selama dua minggu sebagai "ujian penentuan".
Cerita ini ditulis oleh Ashlee Vance dalam bukunya berjudul Elon Musk: Tesla, SpaceX, and the Quest for a Fantastic Future. Secara keseluruhan, buku itu mengupas cara berpikir dan bertindak Elon Musk sebagai CEO dua perusahaan raksasa, Tesla dan Space X.
Lantas, apa yang terjadi setelah dua minggu "ujian penentuan"?
Ketika Mary Beth Brown kembali menghadap ke Elon Musk, pengusaha yang kerap diibaratkan sebagai Tony Stark atau Iron Man di kehidupan nyata itu mengatakan sudah tak butuh tenaga asistennya.
Sebagai CEO dari dua perusahaan, tentu banyak hal yang diurus dan dipikirkan Elon Musk. Jika pekerjanya ingin menuntut penghargaan lebih, Elon Musk harus memastikan orang itu benar-benar layak.
Selama dua minggu asistennya cuti, Elon Musk ternyata tak merasa benar-benar kehilangan. Ia masih bisa mengatasi jadwalnya yang padat. Setidaknya begitu yang ia ceritakan kepada Ashlee Vance.
Menakar seberapa penting posisi Anda sebagai pegawai
Kisah Elon Musk dan Mary Beth Brown bisa dijadikan cerminan bagi seluruh bos dan pegawai. Menurut ahli lingkungan kerja, Lynn Taylor, ada strategi yang bisa dilakukan agar Anda memiliki nilai lebih di mata bos.
Pertama-tama, Anda harus rajin mengaudit tanggung jawab. Sisihkan waktu 15 menit per hari untuk memikirkan apa yang sebenarnya Anda kerjakan dan sebesar apa tanggung jawabnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (11/8/2017) dari BusinessInsider.
“Mungkinkan ada orang lain yang bisa melakukan apa yang Anda lakukan dan membuat bos Anda bahagia?” Jika jawabannya ya, maka Anda harus berusaha lebih keras untuk menambah nilai Anda.
Menurut Taylor, esensi utama dari seorang pekerja adalah membuat bos merasa butuh. Jangan sekadar jadi pegawai yang hadir untuk mengerjakan perintah semata.
“Anda harus memikirkan cara bagaimana agar bos Anda terlihat bagus di hadapan bosnya,” kata Taylor.
Contoh paling simpel ketika bos Anda sedang mengerjakan proyek yang berat. Lantas Anda memiliki pengetahuan soal pengerjaan proyek itu.
Anda bisa menawarkan tenaga semampu Anda, meski proyek itu di luar tanggung jawab kerja yang sebenarnya. Intinya, menurut Taylor, semua orang pada dasarnya berharga.
“Hanya saja, sejauh mana Anda sulit untuk digantikan,” ujarnya.
Baca: Zuckerberg dan Elon Iron Man Musk Adu Mulut di Internet
Terkini Lainnya
- 5 Fungsi LAN dalam Jaringan Komputer Perlu Diketahui
- Nothing CMF Buds 2 Diam-diam Muncul di Situs Resmi, TWS Murah dengan ANC
- Daftar Operator Seluler yang Menyediakan eSIM di Indonesia
- Spesifikasi Laptop untuk Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Penting Diperhatikan
- OpenAI Siapkan Media Sosial Mirip X, Berbasis ChatGPT
- Sidang Antimonopoli Meta: Mark Zuckerberg Bisa Dipaksa Jual Instagram dan WhatsApp
- Telkomsel Rilis Paket Bundling iPhone 16, Rp 50.000 Kuota 58 GB
- Daftar HP yang Mendukung eSIM di Indonesia
- Membawa Inovasi AI Lebih Dekat ke Semua Orang
- Samsung Rilis Galaxy A06 5G Edisi Free Fire, Banyak Aksesori Bikin "Booyah"
- Apakah iPhone XR Masih Layak Beli di Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Huawei Pastikan Ponsel Lipat Tiga Mate XT Ultimate Rilis di Indonesia
- Harga iPhone 11, 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max Bekas Terbaru, Mulai Rp 5 Jutaan
- AMD Umumkan CPU 2nm Pertama "Venice", Meluncur 2026