Benarkah Ponsel Murah Sulit Mencari Sinyal GPS?

- Di kalangan pengguna gadget, beredar anggapan bahwa smartphone murah biasanya memiliki kinerja GPS yang tak sebagus perangkat mahal, terutama jika menggunakan prosesor bikinan MediaTek.
Beberapa model chip bikinan MediaTek memang sempat dilaporkan bermasalah dengan penerimaan sinyal GPS, entah kesulitan mengunci posisi, tidak stabil, atau tidak akurat. Tapi itu dulu, beberapa tahun lalu.
Bagaimana dengan chip MediaTek modern, apakah masih terkendala masalah serupa? Untuk menemukan jawabannya, KompasTekno memboyong Oppo F3 dalam perjalanan produksi Web Series Mudik Smart 2017.
Oppo F3 menggunakan chip octa-core MediaTek MT6750T 1,5 GHz dengan dukungan Assisted GPS (A-GPS). Ponsel ini termasuk kategori kelas menengah dengan banderol sebesar Rp 4,4 juta di pasaran Indonesia.
Baca: Apa Itu GPS dan Cara Kerjanya
KompasTekno memakai Oppo F3 untuk keperluan navigasi sepanjang perjalanan yang berawal dari Jakarta menuju Tegal, Semarang, dan akhirnya Yogyakarta.
Pembanding
Oppo F3 tak sendirian. Sejumlah ponsel lain ikut dibawa sebagai pembanding, yakni Xiaomi Redmi 4x (Snapdragon 435) mewakili perangkat entry level, Galaxy A5 2017 (Exynos 7880) yang juga dari kelas menengah, dan Galaxy S8 (Exynos 8895) sebagai perwakilan perangkat kelas atas.
Selain software Google Maps dengan offline maps yang telah diunduh sebelumnya supaya tak bergantung pada sinyal seluler, KompasTekno juga menjalankan aplikasi GPS Test untuk mengamati penerimaan sinyal GPS dari masing-masing perangkat.
GPS Test mampu mendeteksi berapa banyak satelit yang “terlihat” di langit oleh perangkat berikut kekuatan penerimaan sinyal dari tiap satelit. Kecepatan mengunci posisi saat pertama kali mengakses GPS (first fix) ikut diukur, begitu juga dengan akurasi kompas dan pengukuran kecepatan.

Keadaan cuaca dan lingkungan sekeliling juga bisa berpengaruh, terlebih jika ada banyak objek tinggi (misalnya gedung, perbukitan, atau pepohonan) yang berpotensi menghalangi sinyal satelit.
Keempat ponsel disetel dalam mode location high-accuracy yang menanfaatkan sinyal GPS, sekaligus seluler dan Wi-Fi untuk mendapatkan kinerja pemetaan tertinggi.
KompasTekno sebelumnya sudah menjelaskan tentang teknologi GPS dalam sebuah tulisan singkat. Selengkapnya bisa disimak melalui tautan berikut.
Sebanding
Terkini Lainnya
- Microsoft Rilis Chip Kuantum Majorana 1 untuk Komputasi Skala Besar
- Beda Budaya Bisa Gagalkan Merger
- Cara Blokir SMS Spam yang Mengganggu di HP Xiaomi
- 2 Cara Menghapus Cache di HP Realme dengan Mudah dan Cepat
- Fitur Ini "Sulap" Oppo Find N5 Jadi Remot Laptop Apple Mac
- AMD Rilis 3 CPU Ryzen AI 300 Series
- Kulkas Pintar Samsung Bespoke AI Seri RS70 Resmi, Punya Fitur Penghemat Listrik
- Video: Fitur Samsung S25 Ultra Bikin Rekam Konser Seventeen Bangkok Jadi Anti-mainstream
- Hati-hati, Setting Bawaan di iPhone Bisa Jadi "Pintu" Hacker Menyusup
- Smartwatch OnePlus Watch 3 Resmi Meluncur, Layar Lebih Besar dan Terang
- YouTube Bikin Langganan "Premium Lite", Ini Bedanya dengan Premium Biasa
- Menkomdigi Minta Platform Digital Perketat Perlindungan Anak dari Konten Berbahaya
- 8 Ciri-ciri Chat Penipuan WhatsApp, Jangan Terkecoh
- Harga Laptop Akan Naik, Bos Acer Ungkap Alasannya
- 25 Tablet dan HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS dengan AI DeepSeek