Go-Jek, Antar Ular Piton dan Bule "Ngojek" Jakarta-Bali
JAKARTA, — Tukang ojek tak perlu menggantungkan nasib pada tempat mangkal atau berkeliaran mencari penumpang di pinggir jalan dari pagi hingga larut malam. Inilah yang terlintas dalam benak Nadiem Makarim ketika mendirikan Go-Jek, empat tahun lalu.
Sedari dulu Nadiem adalah pengguna setia ojek. Jasa transportasi roda dua tersebut menjadi andalannya dalam menembus macet lalu lintas Jakarta. "Saya punya mobil, tapi saya tinggal di rumah saja," katanya dalam sebuah acara konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Lantaran sering naik ojek, Nadiem yang lulus dari jurusan bisnis, Universitas Harvard, AS, ini pun menjadi akrab dengan pengendara ojek langganannya. Dari obrolan-obrolan sepanjang perjalanan, dia mengetahui seluk-beluk perjuangan tukang ojek.
"Dia kerja 14 jam, dari jam 8 pagi sampai 10 malam tidak ketemu anak istri. Itu pun cuma dapat penumpang 4 kali dalam sehari," ujarnya. Merasa prihatin dengan nasib para tukang ojek, dia kemudian berusaha melakukan sesuatu.
Kemudian berdirilah PT Go-Jek Indonesia. Perusahaan yang didirikan Nadiem bersama rekannya Michaelangelo Moran ini memiliki produk berupa layanan "ojek panggilan" Go-Jek.
Dengan menjadi perantara yang menghubungkan para pengendara ojek dan pelanggan, Nadiem berharap Go-Jek bisa membantu kedua belah pihak yang terlibat dalam jasa transportasi ojek tersebut. Hal ini dilandasi pula oleh pengamatannya bahwa dalam bisnis ojek terdapat semacam "inefisiensi pasar".
"Sering kali saat tidak dibutuhkan ada banyak (ojek) yang nongkrong, ketika butuh malah tidak ada," katanya.
Pakai aplikasi
Usaha PT Go-Jek Indonesia telah dirintis sejak 2011, tetapi baru sekitar dua minggu lalu perusahaan Nadiem CS itu meluncurkan aplikasi mobile pemesanan ojek untuk smartphone Android dan iPhone.
Order ojek pun menjadi lebih mudah dibanding sebelumnya ketika Go-Jek mengandalkan call center untuk menghubungkan pelanggan dengan pengendara ojek.
"Dulu itu, untuk cari pengendara yang available saja lamanya bisa 15 menit lewat call center karena ditelepon satu per satu. Nah, sekarang 'manusia' di tengah sudah dihilangkan sehingga bisa dipercepat," ujar Nadiem.
Cukup pesan lewat aplikasi, pengendara Go-Jek terdekat pun akan menghampiri calon penumpang dalam hitungan menit karena aplikasi ini turut dilengkapi kemampuan location service berbasis GPS.
Pelanggan bisa memantau posisi pengendara yang menanggapi order, sementara pengendara bisa melihat order yang masuk serta lokasi pemesan untuk kemudian ditanggapi.
Go-Jek pun turut memberikan cicilan smartphone kepada para pengendara ojeknya dengan harga khusus yang lebih murah dari harga pasar. Mereka turut dilatih untuk memakai ponsel pintar dan aplikasi Go-Jek yang terdapat di dalamnya.
Hal ini menimbulkan kesulitan tersendiri karena, menurut Nadiem, sekitar 80 persen pengendara ojek yang ditemui pihaknya sama sekali belum pernah menyentuh smartphone, apalagi memakai aplikasi.
Terkini Lainnya
- Catat, Ini Nomor WhatsApp Resmi Tilang Elektronik Polda Metro Jaya
- Merasakan Drama Pemblokiran Aplikasi TikTok Langsung di AS, Ini yang Sebenarnya Terjadi
- Nasib TikTok di AS: Sangat Digemari, Sempat Ditutup, dan Kini Beroperasi Lagi
- Kronologi Pemblokiran TikTok di AS hingga Dibuka Kembali dan Alasannya
- Instagram Bikin Aplikasi "Edits" Pesaing CapCut
- Mengapa Reno 13 "Pro" Tidak Masuk Indonesia, Oppo?
- Blokir TikTok di AS Dibuka, Capcut dan Mobile Legends Masih Belum Bisa Diakses
- Pesawat Airbus A400M Pesanan Indonesia Masuk Perakitan Final, Dikirim Akhir 2025
- Ini Penyebab TikTok Batal Diblokir di AS
- Blokir TikTok di AS Dibuka, Pengguna Gembira dan Sindir Trump
- Berapa Harga TikTok Jika Dijual ke AS Saat Ini Juga?
- Jelang Galaxy S25 Rilis, Ini Harga Samsung S24 Terbaru di Indonesia
- Instagram Ubah Tampilan Grid dari Kotak Jadi Vertikal, Ini Alasannya
- Instagram Tambah Durasi Video Reels Jadi 3 Menit
- Mengapa TikTok dan Capcut Diblokir AS?