Karamel, "Captcha" Unik Buatan Startup Indonesia
Di Indonesia, hadir sebuah perusahaan rintisan (startup) di bidang digital yang menawarkan captcha dengan sensasi unik. Perusahaan itu adalah Karamel, yang membuat captcha dalam bentuk visual. Tak hanya itu, layanan ini berpotensi menjadi platform iklan.
Karamel mengajukan pertanyaan sederhana kepada pengunjung situs web yang harus dijawab dengan memilih satu dari empat gambar. Nah, gambar yang merupakan jawaban atas pertanyaan itu selanjutnya harus digeser dan diletakan ke area yang dituju.
Gambar di bawah ini merupakan tampilan captcha dari Karamel. Di bagian bawah captcha terdapat pertanyaan sekaligus perintah: “Geser gambar lemon ke gelas minuman.” Tugas pengunjung situs web adalah memilih gambar lemon di dalam lingkaran berwarna oranye, lalu menggeser dan meletakannya ke gelas.
Contoh pertanyaan sederhana dalam captcha a la Karamel
Jika Anda ingin mencoba captcha Karamel, kunjungi saja situs resminya lalu rasakan sensasinya.
Perusahaan ini sebelumnya bernama Gotcha, lalu ganti nama jadi Karamel pada November 2013. Perubahan nama terjadi lantaran menghindari masalah hukum, karena nama Gotcha terlalu banyak dipakai untuk nama perusahaan, produk, dan domain internet.
Karamel didirikan oleh Aditya Dwi Putra pada Februari 2013 dan kini telah berbentuk badan usaha. Aditya fokus pada teknologi dan promosi, kemudian ada Wahyu Adhi yang bertanggung jawab di bidang keuangan dan pemasaran, serta Sarah Paramitasari yang bertanggung jawab atas konten.
Selain itu, Karamel juga memiliki penasihat, yaitu Shinta Dhanuwardoyo yang punya pengalaman dalam bisnis digital, dan Brata Rafly juga punya banyak pengalaman dalam industri teknologi di Indonesia.
Karamel punya misi menggantikan tradisional captcha. “Kami yakin captcha yang kami kembangkan lebih sulit dibaca oleh spam bot dan sudah terbukti hingga saat ini,” kata Aditya kepada KompasTekno.
Platform iklan
Selain captcha, Karamel juga didesain sebagai platform iklan yang mampu menempatkan kampanye iklan pada sebuah pilihan bergambar di captcha. Aditya mengklaim, cara ini membuat sebuah produk atau jasa lebih dekat dan berinteraksi dengan pengunjung sebuah situs web.
Menurut Aditya, publisher yang ingin mengimplementasikan Karamel tidak dikenakan biaya sama sekali. Justru, Karamel akan melakukan revenue share iklannya kepada publisher sebesar 40 persen.
Karamel memperkenalkan metode cost per solved ads (CPSA) yang mirip dengan cost per engangement. Jadi, Karamel akan memotong saldo pengiklan atau agensi periklanan jika ada pengunjung situs web yang menjawab pertanyaan dengan benar pada captcha yang berhubungan dengan produk atau jasa, atau pengiklan membayar per jawaban yang benar.
Aditya mengatakan, saat ini layanan Karamel telah bermitra dengan 50 publisher dan terus mencari mitra pengiklan. Layanan Karamel dapat digunakan di situs web yang memanfaatkan content management system (CMS) dari vBulletin, WordPress, Code Igniter, dan PHP.
“Kami mencoba melakukan crowdsourcing bila ada teman-teman developer yang bisa mengembangkan plug-in untuk CMS lain seperti Joomla, Vanilla, Prestashop, dan lainnya,” terang Aditya.
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global