cpu-data.info

Ketika Teknologi Zuchongzhi-3 China Ubah Persaingan Chip Kuantum Global...

Ilustrasi chip
Lihat Foto

- China kembali unjuk kemampuannya di bidang teknologi. Pada 17 Maret 2025 lalu, sejumlah peneliti memperkenalkan Zuchongzhi-3 sebagai prosesor kuantum dengan kecepatan 1.000 triliun (1 kuadriliun) kali lebih cepat dibanding superkomputer terkuat saat ini, yaitu El Capitan.

Prosesor yang dikembangkan oleh para peneliti di University of Science and Technology of China (USTC) itu masih berupa prototipe. Kendati demikian, kehadiran prosesor ini meningkatkan persaingan komputasi kuantum global.

Apalagi, belum lama ini Microsoft serta Google juga meluncurkan chip kuantum dengan keunggulan masing-masing.

Baca juga: Microsoft Rilis Chip Kuantum Majorana 1 untuk Komputasi Skala Besar

Dengan kecepatannya yang tinggi, Zuchongzhi-3 juga dinilai mempercepat singularitas komputasi kuantum dibanding sebelumnya.

Singularitas di sini dimaknai sebagai titik di mana pertumbuhan teknologi menjadi tak terkendali hingga berdampak pada peradaban manusia. 

Walau begitu, beberapa kalangan menilai singularitasnya masih beberapa dekade lagi. 

Zuchongzhi-3 menggunakan 105 qubit (quantum bit) transmon, meningkat dari 66 qubit yang digunakan pada generasi sebelumnya (Zuchongzhi-2 2021). Semakin banyak qubit pada chip kuantum, maka semakin kuat komputasi kuantum yang bisa dilakukan. 

Qubit pada Zuchongzhi-3 disusun dalam grid berukuran 15×7 (15 baris dan 7 kolom qubit), memungkinkan interaksi kompleks antar qubit yang menjadi kunci dalam komputasi kuantum.

Prosesor ini mampu mencapai fidelitas operasional, yaitu pendekatan yang mengukur seberapa sesuai operasi atau kondisi kuantum dengan tujuan yang diinginkan, secara mengesankan. Persentasenya sampai 99,90 persen, khususnya untuk kategori single qubit gates.

Baca juga: Peretasan Kuantum, Enkripsi Baru, dan Cyberlaw

Diagram skema chip Zuchongzhi-3. 105 qubit dan 182 coupler diintegrasikan pada chip yang sama untuk melakukan tugas pengambilan sampel sirkuit acak kuantum.University of Science and Technology of China (USTC) Diagram skema chip Zuchongzhi-3. 105 qubit dan 182 coupler diintegrasikan pada chip yang sama untuk melakukan tugas pengambilan sampel sirkuit acak kuantum.

Selain itu, waktu koherensinya (ukuran berapa lama qubit bisa dipakai sebelum kehilangan informasi) mencapai 72 mikrodetik, sehingga memungkinkan operasi kuantum yang lebih kompleks bahkan sebelum dekoherensi terjadi.

Dukungan itu dinilai mampu menunjang para peneliti dalam melakukan eksperimen pengambilan sampel sirkuit secara acak, menggunakan 83 qubit dengan 32 siklus. 

Dalam dunia komputasi kuantum, sirkuit adalah rangkaian operasi yang diterapkan pada qubit untuk melakukan perhitungan. Jika operasi yang diterapkan dipilih secara acak, maka disebut sirkuit acak. 

Tambahan sirkuit acak digunakan sebagai alat uji untuk melihat apakah komputer kuantum bisa menghasilkan distribusi hasil yang benar-benar acak dalam waktu yang sangat singkat—sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh komputer klasik.

Baca juga: Kapan Komputasi Kuantum Menjadi Praktik Nyata dan di Mana Posisi Kita Sekarang

Saingi chip quantum Google dan Microsoft 

Pada tahun 2019, Google mendeklarasikan quantum supremacy (keunggulan kuantum) dengan prosesor kuantum bernama "Sycamore". Kala itu, pencapain ini menjadi headline di mana-mana.

Quantum supremacy merujuk pada kondisi di mana komputer kuantum dapat menyelesaikan tugas tertentu yang tidak mungkin diselesaikan oleh komputer biasa dalam waktu yang wajar. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat