Ini Tren Serangan Siber yang Jadi Sorotan di Tahun 2024

- Frekuensi serangan siber yang menargetkan web aplikasi dan API (Application Programming Interface/antarmuka pemrograman aplikasi) meningkat selama Januari 2023 hingga Juni 2024.
Hal itu terungkap dalam laporan yang dipublikasikan perusahaan penyedia layanan keamanan siber, cloud, dan Content Delivery Network (CDN), Akamai berjudul "Digital Fortresses Under Siege. Threats to Modern Application Architectures".
Pada awal tahun 2023, Akamai memantau hampir 14 miliar serangan siber per bulan. Angka itu meningkat menjadi 26 miliar serangan per bulan pada Juni 2024.
Peningkatan itu mencerminkan kenaikkan frekuensi serangan siber pada kuartal I-2024 dibanding periode yang sama tahun lalu. Ada beberapa tren serangan siber yang ditemukan Akamai.
Salah satunya adalah kebangkitan botnet Mirai. Botnet Mirai adalah sebuah malware yang digunakan untuk menginfeksi perangkat Internet of Things (IoT), seperti IP camera, smart TV, router, dan perangkat elektronik lain yang tersambung ke internet.
Tahun 2016 lalu, botnet Mirai sempat melumpuhkan aneka situs dan layanan online populer, seperti Twitter (kini bernama X), Spotify, Reddit, dan Github. Dalam kejadian tersebut, botnet Mirai menginfeksi 500.000 perangkat IoT.
Baca juga: Kamera dan TV Pintar Ikut Serta Menumbangkan Twitter
Kala itu, bonet Mirai digunakan untuk melancarkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) secara masif, terhadap penyedia jasa layanan DNS yang digunakan beberapa aplikasi populer itu.
Botnet Mirai juga pernah menyerang perusahaan telekomunikasi OVH di Perancis, di tahun yang sama. Beberapa tahun terakhir, botnet Mirai seakan "mati suri". Tahun 2024, botnet Mirai kembali dengan kemampuan yang lebih canggih.
"Kali ini, (botnet) Mirai jauh lebih canggih karena orang-orang yang mengoperasikannya berbeda dan jauh lebih terampil," jelas Reuben Koh, Director, Security Technology & Strategy Akamai untuk Asia Pasifik dan Jepang (APJ), dalam sebuah diskusi daring bersama media, Jumat (24/1/2025).
Menurut Reuben, meskipun botnet ini terlupakan, bukan berarti ia hilang selamanya. Mereka hanya disembunyikan sementara karena ada tuntutan hukum. Malware atau botnet itu, akan kembali lagi di saat tak terduga.
Serangan "hacker elit"
Selain kebangkitan botnet Mirai, tren serangan siber lain yang menjadi sorotan tahun lalu adalah serangan rantai pasokan, termasuk yang disponsori pemerintah.
Akamai melihat, tahun 2024, cukup banyak serangan yang menargetkan penyedia layanan, produsen perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software).
Serangan yang menyasar pucuk rantai pasokan itu membuat sistem atau software perangkat yang digunakan konsumen mereka, disusupi malware.
"Banyak serangan ini ternyata adalah hasil kerja serangan yang didukung oleh negara," kata Reuben.

Artinya, serangan-serangan itu dilakukan oleh "hacker elit" yang didekengi oleh pemerintah suatu negara untuk melakukan spionase, gangguan siber, atau semacamnya.
Terkini Lainnya
- Oppo Gandeng Google Bikin Agentic AI, Bikin HP Makin Pintar
- Game "The Last of Us Complete" Dirilis untuk PS5, Versi Lengkap Part I dan II
- Fujifilm Instax Mini 41 Meluncur, Kamera Foto Instan Gaya Retro
- Apple, Microsoft, dkk Terbangkan Ribuan Komponen Laptop ke AS
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Harimau Biru di Sphere Las Vegas, Karya Gemilang Ilustrator Indonesia
- Microsoft Tutup Skype, Pelanggan Ini Tuntut Uangnya Dikembalikan
- Awas Klik File di WhatsApp Desktop Bisa Kena Malware, Update Sekarang!
- Pasar PC Global Tumbuh 9 Persen Awal 2025, Ini Penyebabnya
- AMD Rilis Ryzen 8000 HX, Chip Murah untuk Laptop Gaming
- Trump Bebaskan Tarif untuk Smartphone, Laptop, dan Elektronik dari China
- Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India ke AS
- LAN: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Karakteristik, serta Kelebihan dan Kekurangannya
- 3 Game Gratis PS Plus April 2025, Ada Hogwarts Legacy
- Trafik Broadband Telkomsel Naik 12 Persen saat Idul Fitri 2025
- Satu Dekade Ponsel Seri Redmi Note Dirilis, Sekian Jumlah Unit yang Terjual
- Arloji Pintar Xiaomi Redmi Watch 5 dan TWS Redmi Buds 6 Pro Rilis di Indonesia, Ini Harganya
- Korea Utara Dituding Terlibat Pencurian Kripto Besar-besaran
- Xiaomi Redmi Note 14 Pro dan Note Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Layar "Curved" dan Pakai Snapdragon 7s Gen 3
- Xiaomi Rilis Redmi Note 14 4G dan Note 14 5G di Indonesia, Bawa Kamera 108 MP dengan OIS