Game Klasik Doom Jadi Metode "Captcha", Harus Lawan Musuh untuk Verifikasi

- Sistem verifikasi internet yang biasa dikenal dengan Captcha kini hadir dengan inovasi yang tak biasa.
Jika biasanya Captcha meminta pengguna untuk mengetik teks dalam gambar, memilih foto, atau sekadar mencentang kotak “I’m not a robot”, kini giliran game klasik Doom yang diadaptasi sebagai metode verifikasi ini.
Guillermo Rauch, CEO Vercel, sebuah perusahaan teknologi di bidang web dan infrastruktur internet, menghadirkan pengalaman baru dengan memanfaatkan game Doom sebagai sistem Captcha.
Dalam sistem ini, pengguna diharuskan mengeliminasi tiga monster yang ada di dalam game untuk lolos verifikasi. Sama seperti versi asli Doom, pemain akan mengontrol karakter dalam sudut pandang orang pertama (first-person).
Baca juga: Game Legendaris Doom Dirilis Ulang, Ada Peta Baru
Tantangannya, pengguna harus mencari monster, menghindari serangan, dan menembakkan peluru dengan strategi. Setiap pemain diberi “nyawa” sebesar 100 persen dan 50 peluru. Jika nyawa habis sebelum monster berhasil dilumpuhkan, maka verifikasi dinyatakan gagal.
Bagi pengguna yang ingin menjajal Captcha dari game Doom di atas bisa mencobanya di tautan berikut ini.

Sistem Captcha berbasis game Doom ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, seorang pengembang bernama Miquel Camps Orteza juga pernah menciptakan versi serupa di platform Github.
Baca juga: Begini Tampilan Game Doom Eternal Saat Dimainkan di Kulkas
Namun, inovasi Rauch menawarkan pengalaman yang lebih kompleks. Dalam Captcha buatan Orteza, pemain hanya menembak empat monster yang muncul di layar tanpa kemampuan bergerak bebas seperti di versi Rauch, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (3/1/2025).
Inovasi ini membuktikan bahwa elemen dari game klasik seperti Doom masih relevan untuk diadaptasi dalam teknologi modern. Selain menjadi pengingat nostalgia bagi para penggemar game lawas, sistem ini juga menghadirkan cara baru yang menyenangkan dalam membedakan manusia dari bot.
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek
- Apple Bayar Denda Rp 1,5 Triliun Gara-gara Siri
- Nasib iPhone 16 di Indonesia Ditentukan 7 Januari?
- Jangan Banting Mouse Macet, Begini Cara Mengatasinya dengan Mudah
- Minggu Depan, Ketok Palu Nasib iPhone 16 di Indonesia?
- Xiaomi Redmi Turbo 4 Meluncur, Pakai Chip Dimensity 8400 "Ultra"