Game Klasik Doom Jadi Metode "Captcha", Harus Lawan Musuh untuk Verifikasi
![Ilustrasi captcha game Doom yang bisa dimainkan pengguna.](https://asset.kompas.com/crops/KDggWMMubSETvSnznmCpY2rp3C0=/147x0:1378x821/1200x800/data/photo/2025/01/03/67774ef5dd9c3.png)
- Sistem verifikasi internet yang biasa dikenal dengan Captcha kini hadir dengan inovasi yang tak biasa.
Jika biasanya Captcha meminta pengguna untuk mengetik teks dalam gambar, memilih foto, atau sekadar mencentang kotak “I’m not a robot”, kini giliran game klasik Doom yang diadaptasi sebagai metode verifikasi ini.
Guillermo Rauch, CEO Vercel, sebuah perusahaan teknologi di bidang web dan infrastruktur internet, menghadirkan pengalaman baru dengan memanfaatkan game Doom sebagai sistem Captcha.
Dalam sistem ini, pengguna diharuskan mengeliminasi tiga monster yang ada di dalam game untuk lolos verifikasi. Sama seperti versi asli Doom, pemain akan mengontrol karakter dalam sudut pandang orang pertama (first-person).
Baca juga: Game Legendaris Doom Dirilis Ulang, Ada Peta Baru
Tantangannya, pengguna harus mencari monster, menghindari serangan, dan menembakkan peluru dengan strategi. Setiap pemain diberi “nyawa” sebesar 100 persen dan 50 peluru. Jika nyawa habis sebelum monster berhasil dilumpuhkan, maka verifikasi dinyatakan gagal.
Bagi pengguna yang ingin menjajal Captcha dari game Doom di atas bisa mencobanya di tautan berikut ini.
![Ilustrasi Captcha dari game Doom buatan Miquel Camps Orteza.](https://asset.kompas.com/crops/8wcJc8JI8h7cG9-HU4QPV0ZwjHo=/86x0:821x490/750x500/data/photo/2025/01/03/677755a60a899.jpg)
Sistem Captcha berbasis game Doom ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, seorang pengembang bernama Miquel Camps Orteza juga pernah menciptakan versi serupa di platform Github.
Baca juga: Begini Tampilan Game Doom Eternal Saat Dimainkan di Kulkas
Namun, inovasi Rauch menawarkan pengalaman yang lebih kompleks. Dalam Captcha buatan Orteza, pemain hanya menembak empat monster yang muncul di layar tanpa kemampuan bergerak bebas seperti di versi Rauch, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (3/1/2025).
Inovasi ini membuktikan bahwa elemen dari game klasik seperti Doom masih relevan untuk diadaptasi dalam teknologi modern. Selain menjadi pengingat nostalgia bagi para penggemar game lawas, sistem ini juga menghadirkan cara baru yang menyenangkan dalam membedakan manusia dari bot.
Terkini Lainnya
- Apa Itu VPN? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangannya
- Daftar Lengkap HP Samsung yang Dapat Update Software 2025
- Apa Itu Prompt AI? Ini Dia Penjelasan dan Contoh Penggunaannya
- Mau Beli HP Konser, Tonton Dulu Hasil Fancam Smartphone Ini
- Bagaimana Cara Membuat Audio di WhatsApp?
- Fungsi Cache di HP yang Perlu Diketahui, Jangan Asal Dihapus
- Cache di HP Bukan File Sampah, Ini Fungsi Pentingnya
- 5 Faktor Pengguna Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- 2 Cara agar Notifikasi WhatsApp Muncul di Atas Layar dengan Mudah dan Praktis
- Produk "Dummy" Nintendo Switch 2 Muncul di CES 2025, Layar Lebih Lega
- Daftar Emoji Favorit Gen Z yang Bikin Chat Lebih Ekspresif
- Instagram Akan Hapus Bubble Highlights Instagram Story?
- Bos OpenAI: ChatGPT Berbayar Malah Bikin Rugi Perusahaan
- Siap-siap, Instagram, Facebook, dkk Makin Banjir Konten Politik
- YouTube Shorts Durasi 3 Menit Sudah Bisa di Indonesia
- Apple Bayar Denda Rp 1,5 Triliun Gara-gara Siri
- Nasib iPhone 16 di Indonesia Ditentukan 7 Januari?
- Jangan Banting Mouse Macet, Begini Cara Mengatasinya dengan Mudah
- Minggu Depan, Ketok Palu Nasib iPhone 16 di Indonesia?
- Xiaomi Redmi Turbo 4 Meluncur, Pakai Chip Dimensity 8400 "Ultra"