Pabrikan Chip AI yang Pendirinya Orang Indonesia Kini Lebih Kaya daripada Intel
- Pabrikan pembuat chip AI, Marvell Technology kini memiliki nilai kapitalisasi yang lebih tinggi dibandingkan Intel, nama besar di industri semikonduktor.
Pada Rabu (4/12/2024) lalu, kapitalisasi pasar Marvell Technology menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, hingga melampaui Intel. Saham perusahaan melonjak hampir 23 persen dan kapitalisasinya 102 miliar dollar AS.
Intel sendiri memiliki nilai pasar 94 miliar dollar AS setelah sahamnya turun 2,5 persen, imbas dari mundurnya CEO Pat Gelsinger yang diumumkan pada Senin sebelumnya. Patut dicatat juga nilai kapitalisasi Intel turun di bawah 100 miliar dollar AS untuk pertama kalinya selama 30 tahun.
Lantas siapa sebenarnya Marvell Technology dan mengapa kini lebih kaya dibandingkan Intel? Marvell Technology didirikan oleh Sehat Sutardja. Ia mendirikan Marvell Technology pada 1995. Sutardja sendiri meninggal dunia pada September 2024.
Baca juga: Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
Marvell Technology sebenarnya adalah perusahaan networking, produk-produknya juga meliputi solusi penyimpanan (storage). Seperti perusahaan teknologi lainnya, Marvell juga terjun ke ranah AI dengan memproduksi chip AI untuk produk-produk servernya.
Chip AI ini diciptakan khusus untuk penyedia cloud yang membantu generatif AI memproses data dalam jumlah besar dengan cepat.
Alhasil, dalam laporan kuartal terbarunya, Marvell mencatatkan pendapatan dari bisnis data centernya meningkat dari 36 persen menjadi 71 persen dari pendapatan mereka. Sementara bisnis jaringan turun dari 24 persen menjadi 10 persen dari pendapatan mereka.
“Perusahaan ini (Marvell Technology) memanfaatkan peluang chip kecerdasan buatan yang sangat besar dengan portofolio akselerator khusus yang sedang berkembang dan posisi chip optik yang dominan,” kata analis Morningstar dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (10/12/2024).
Baca juga: India Produksi Chip AI Buatan Sendiri, Meluncur 2026
CEO Marvell Technology saat ini, Matt Murphy pun sesumbar perusahaannya berada di jalur yang tepat untuk melampaui target pendapatan sebelumnya yakni sebesar 1,5 miliar dollar AS pada tahun fiskal saat ini.
“Kami melihat permintaan AI khusus yang kuat terus berlanjut hingga kuartal keempat dan telah mengamankan kapasitas rantai pasokan,” tambah Murphy.
Setelah pengumuman kinerja keuangan itulah, saham Marvell kemudian terdongkrak, yang berimbas pada nilai kapitalisasi pasarnya, yang kini melebihi Intel.
Marvell technology sendiri di situs companiesmarketcap.com yang melacak pergerakan valuasi perusahaan teknologi, saat berita ini ditayangkan berada di peringkat 14 dunia (92 miliar dollar AS). Sementara Intel berada di posisi 15 (89 miliar dollar AS).
Perusahaan chip AI nomor satu saat ini dipegang oleh Nvidia dengan kapitalisasi sebesar 3.339 triliun dollar AS.
Terkini Lainnya
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- 5 Besar Merek PC Global Akhir 2024 Riset Canalys, Lenovo Teratas
- OpenAI Akhirnya Rilis Sora, AI Pembuat Video dari Teks
- Sekian Ketebalan iPhone 17 Air, Tertipis Sepanjang Sejarah iPhone?
- Membidik Objek Wisata di Kota Canggih Chongqing China dengan Tecno Camon 30 Premier 5G
- Ramai Meme Chill Guy di Media Sosial, Begini Arti dan Asal-usulnya
- Arti Istilah “We Listen We Don’t Judge” yang Ramai di Media Sosial