Game Battleroyale "PUBG: Battlegrounds" Dibuat Spin-off, Jadi 5 Lawan 5

- Pengembang (developer) game PUBG Studios dan penerbit (publisher) Krafton Inc. mengumumkan Project Arc. Ini adalah sebuah proyek game tembak-menembak baru yang merupakan spin-off dari permainan battle royale populer PUBG: Battlegrounds.
Artinya, game yang dibuat dalam Project Arc ini terinspirasi dan mengambil tempat di dunia yang sama seperti PUBG: Battlegrounds. Namun, mekanisme permainannya (gameplay) akan berbeda.
PUBG: Battlegrounds merupakan game battleroyele yang mempertandingkan 100 pemain dalam satu peta (map) besar. Sementara game dalam Project Arc nantinya hanya akan berisi dua tim yang masing-masing berisi lima pemain (5v5), dalam peta yang lebih kecil.
PUBG: Battlegrounds mengadopsi sudut pandang orang ketiga (third person), sehingga pemain bisa melihat kepala hingga pinggang karakter. Sementara game Project Arc membawa sudut pandang top-down, sehingga pemain melihat karakter yang dipakai dari atas.
Baca juga: Daftar 54 Game yang Dioptimalkan untuk PS5 Pro
Mode utama game ini bernama Demolition, yang akan membagi kedua tim yang bermain menjadi tim penyerang dan tim bertahan. Misi tim penyerang adalah meretas Crypt tersembunyi di dalam gedung, dengan memasangkan alat bernama Decrypter.
Sementara itu, tim bertahan harus melindungi Crypt dengan cara menaruh barikade atau jebakan ala game Tom Clancy's Rainbow Six Siege, dan mengeliminasi setiap musuh yang menyerang.
Tidak hanya Demolition, Project Arc juga menghadirkan mode Team Deathmatch. Dalam mode ini, kedua tim berusaha mengumpulkan poin terbanyak dengan cara menumpaskan musuh.

Game ini juga dilengkapi beberapa peralatan PUBG: Battlegrounds seperti Med Kit dan Grenade Launcher.
Mekanisme game yang membedakan Project Arc dari permainan top down shooter lainnya meliputi lingkungan yang bisa dihancurkan dan entakan (recoil) senjata yang berbeda-beda.
Lingkungan yang bisa dihancurkan membuat gameplay akan terasa lebih dinamis, karena tim penyerang memiliki banyak strategi untuk melakukan serangan, sedangkan tim bertahan mesti lebih waspada dengan lingkungan sekitarnya.
Kemudian, recoil senjata yang berbeda-beda memiliki arti bahwa game ini lebih menantang, karena recoil ini menentukan lurus atau tidaknya tembakan pemain. Apabila tidak lurus, tembakan pemain akan meleset dari targetnya.
Agar tembakan tersebut lurus, pemain mesti menguasai pola tembakan (spray pattern) dari masing-masing senjata. Adapun mekanisme seperti ini juga hadir di game shooter kompetitif Counter-Strike 2 (CS2) dan Apex Legends.
Fitur lainnya, Project Arc menghadirkan garis pandang (line of sight/LoS) real-time yang dibagikan dengan rekan satu tim. Artinya, rekan tim bisa mengetahui apa yang dilihat pemain, misalnya jebakan atau musuh, dan sebaliknya.
Baca juga: Game Call of Duty: Black Ops 6 Sukses di Steam, Lewati PUBG dan GTA V

Studio itu juga mempertimbangkan memboyong game ini ke konsol setelah mereka menambahkan dukungan controller. Akan tetapi, Project Arc versi mobile tidak direncanakan, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Digital Trends, Sabtu (9/11/2024).
Saat ini, PUBG Studios masih mempertimbangkan apakah game ini bisa dimainkan gratis atau berbayar. Sebagai perbandingan, PUBG: Battlegrounds dulunya berbayar, tetapi kini menjadi game gratis (free to play).
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Netflix Izinkan Screenshot Isi Film lewat Fitur Baru, Bisa Dibagikan di Medsos
- PlayStation 5 Pro Resmi Dijual, Indonesia Tidak Kebagian
- Ini Dia, HP Android Terlaris di Dunia Kuartal III-2024
- Perbedaan Spesifikasi Infinix Hot 50 Vs Infinix Hot 50 5G
- Samsung Galaxy Ring Dijual Rp 6,5 Juta, Apa Saja Fungsinya?