AS Terapkan Regulasi Baru, Cegah Pengembangan AI di China

- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan regulasi baru untuk mencegah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di China. Langkah ini diklaim sebagai bagian dari upaya berkelanjutan AS untuk menjaga keamanan nasional.
Regulasi yang dimaksud merupakan finalisasi dari langkah yang dirancang oleh Departemen Keuangan AS pada bulan Juni lalu. Aturan ini dibuat berdasarkan perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Biden pada Agustus tahun lalu.
Pembatasan ini akan melarang segala bentuk investasi dari AS ke China dalam bidang teknologi, termasuk AI, semikonduktor, teknologi kuantum, dan sektor teknologi lainnya.
Menurut perwakilan Departemen Keuangan AS, Paul Rosen, regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa China tidak dapat mengembangkan teknologi canggih dengan menggunakan dana atau investasi dari AS.
Baca juga: Otoritas China Tangkap 4 Karyawan Pabrik Perakit iPhone
"Investasi AS, termasuk manfaat tidak berwujud seperti bantuan manajerial dan akses ke jaringan investasi dan bakat yang sering menyertai aliran modal tersebut, tidak boleh digunakan untuk membantu negara-negara yang menjadi perhatian kami (China)," kata Rosen, seperti dikutip KompasTekno dari Reuters, Jumat (1/11/2024).
Regulasi baru ini akan diawasi oleh lembaga yang bernama Office of Global Transactions dan akan mulai berlaku resmi pada 2 Januari 2025.
Setelah tanggal tersebut, semua dana atau investasi dari AS tidak dapat digunakan untuk perusahaan-perusahaan di China dalam pengembangan teknologi AI, semikonduktor, dan bidang teknologi lainnya.
Sebelum regulasi ini diterapkan, AS sendiri telah memberlakukan sejumlah regulasi terhadap China selama beberapa tahun, dengan alasan menjaga keamanan nasional.

AS memiliki daftar hitam yang dikenal sebagai Entity List, yang mencantumkan perusahaan-perusahaan yang dilarang untuk melakukan ekspor, kerjasama, hingga transaksi dengan perusahaan AS.
Perusahaan-perusahaan yang ingin mentransfer inovasi atau teknologi ke perusahaan yang terdaftar dalam Entity List harus mendapatkan izin atau lisensi dengan tujuan yang jelas.
Baru-baru ini, pemerintah AS juga mengeluarkan aturan untuk memperketat pengawasan dan melarang ekspor sejumlah komponen terkait teknologi, komputasi kuantum, dan semikonduktor, termasuk chip, ke China.
Baca juga: Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
Regulasi ini dirilis oleh Biro Industri dan Keamanan serta Departemen Perdagangan AS pada 6 September 2024.
Dengan langkah-langkah ini, tidak menutup kemungkinan AS akan mengeluarkan regulasi tambahan di masa depan untuk menghambat perkembangan teknologi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan militer China, demi melindungi keamanan nasional.
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok
- Nothing Bikin Smartphone "Glow in The Dark" yang Dirancang Bareng Fans
- Sebuah Trem Tergelincir dan Menabrak Toko Apple di Oslo
- Ponsel Honor Magic7 Pro Meluncur dengan Kamera Telefoto 200 MP
- Garmin Lily 2 Active Rilis di Indonesia, Smartwatch untuk Wanita Aktif
- RAM MacBook Air M2 dan M3 Kini Jadi Lebih Besar, tapi Harga Tetap