cpu-data.info

10 Startup Unicorn yang Lahir di Indonesia Selama 1 Dekade Terakhir

Ilustrasi perusahaan rintisan atau startup.
Lihat Foto

- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebentar lagi akan melepas jabatannya. Tepatnya pada Minggu (20/10/2024), Jokowi akan mengakhiri kepemimpinannya di Indonesia selama dua periode sejak tahun 2014.

Selama kepemimpinannya, pengembangan ekonomi digital menjadi salah satu fokus pemerintahan Jokowi.

Ditunjang dengan infrastruktur internet yang kian memadai dan tren digitalisasi yang berkembang di awal kepemimpinannya, pemerintahan Jokowi juga membuat program seperti Gerakan 1.000 Startup.

Kepemimpinan Jokowi selama 2014-2024 juga diwarnai dengan lahirnya perusahaan rintisan (startup) bergelar "unicorn".

Gelar unicorn diberikan kepada startup yang telah memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp 15,5 triliun bila dikonversi berdasarkan nilai tukar dollar AS ke rupiah per Jumat (11/10/2024), di mana (1 dollar AS = Rp 15.580).

Startup Indonesia pertama yang meraih gelar itu yakni Gojek pada tahun 2016, atau kurang lebih dua tahun sejak Jokowi dilantik pertama kali menjadi presiden pada Oktober 2014.

Selanjutnya, startup lain seperti Tokopedia hingga eFishery juga mengukuhkan gelarnya sebagai unicorn setelah mendapat kucuran dana dari berbagai investor. Berikut daftar startup unicorn yang lahir selama pemerintahan Jokowi.

Baca juga: Startup Unicorn Indonesia Pakai IoT dan AI untuk Bantu Budi Daya Udang

1. Gojek

Gojek dirintis oleh Nadiem Makariem pada tahun 2010 silam. Perusahaan yang bernaung di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa ini merupakan startup asal Indonesia pertama yang menyabet gelar Unicorn. 

Gelar ini didapat setelah Gojek menerima kucuran dana sekitar 550 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) dari sejumlah investor pada Agustus 2016 lalu, seperti Formation Group, Sequoia Capital India, hingga Warburg Pincus.

Fasilitas shelter driver Gojek yang telah direvitalisasi di area Stasiun KRL Commuter Line Sudirman. dok. Gojek Fasilitas shelter driver Gojek yang telah direvitalisasi di area Stasiun KRL Commuter Line Sudirman.

Gojek awalnya fokus di bidang transportasi (GoRide dan GoCar), kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke berbagai layanan seperti GoFood, GoSend GoMart, dan lain sebagainya. 

Gojek juga sempat melebarkan sayapnya ke luar Indonesia, seperti Singapura, Vietnam (dengan nama Go-Viet), dan Thailand (dengan nama Get!), meski akhirnya ditutup pada tahun 2021 atau pasca-pandemi dan memilih fokus di Indonesia.

Tidak hanya unicorn, Gojek juga sempat menyandang gelar "Decacorn", sebutan bagi startup yang memiliki nilai valuasi di atas 10 miliar dollar AS. 

Pada Mei 2021 lalu, Gojek melakukan penggabungan bisnis dengan Tokopedia dan membentuk entitas gabungan GoTo. Saat itu, gabungan kedua perusahaan ini ditaksir mencapai 18 miliar dollar AS.

Baca juga: Menkominfo Sebut Akan Ada Startup Unicorn dan Decacorn Baru di 2020

2. Tokopedia

Tokopedia menjadi startup kedua yang mendapat status unicorn setelah Gojek. Gelar itu didapat Tokopedia pada tahun 2017, setelah marketplace ini mendapat pendanaan dari Alibaba Group sebesar 1,1 miliar dollar AS. 

Sekitar tahun 2019, valuasi Tokopedia mencapai 7 miliar dollar AS. Pada tahun yang sama, perusahaan ini melebarkan sayap bisnisnya dengan meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama TokoCabang di tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Fasilitas ini ditujukan untuk membantu para penjual di Tokopedia memenuhi pesanan.

Saat itu, startup besutan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini juga merilis layanan Tokopedia Salam untuk membantu pengguna menemukan produk halal. 

TikTok Shop akhirnya bisa kembali beroperasi di Indonesia setelah menyepakati kerja sama dengan Tokopedia. TikTok menggelontorkan Rp 23 Triliun untuk membeli saham baru yang diterbitkan Tokopedia sehingga porsi kepemilikannya menjadi 75 persen di Tokopedia/Bill Clinten TikTok Shop akhirnya bisa kembali beroperasi di Indonesia setelah menyepakati kerja sama dengan Tokopedia. TikTok menggelontorkan Rp 23 Triliun untuk membeli saham baru yang diterbitkan Tokopedia sehingga porsi kepemilikannya menjadi 75 persen di Tokopedia

Pada tahun 2021, Tokopedia memutuskan bergabung dengan Gojek di bawah naungan GoTo Group. Dua tahun kemudian Tokopedia diakuisisi oleh TikTok, dengan pengumuman resmi yang diungkap bersamaan festival belanja online 12.12 yang jatuh pada Selasa (12/12/2023).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat