Microsoft Larang AI Gantikan Pekerja Profesional
- Microsoft memperbarui ketentuan layanan perusahaan khususnya layanan bertenaga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti Copilot.
Menurut kebijakan terbaru, Microsoft melarang layanan AI-nya dipakai untuk menggantikan manusia, khususnya para profesional yang bertugas memberikan rekomendasi atau saran tertentu.
"Layanan AI tidak dirancang, ditujukan atau dimanfaatkan sebagai pengganti saran profesional," demikian penggalan kebijakan Microsoft.
Baca juga: Microsoft Naikkan Batas Partisi Harddisk FAT32 di Windows 11, Kini Jadi 2TB
Microsoft kemudian memberikan contoh spesifik tentang bot miliknya yang digunakan di industri kesehatan, yakni Health Bots.
Bot ini dirancang untuk organisasi layanan kesehatan untuk membuat dan menyebarkan asisten kesehatan virtual didukung AI.
"Health Bots yang mungkin mencakup rencana tindakan, wawasan, pengingat, dan fitur lainnya, bukan lah perangkat medis dan hanya ditujukan untuk tujuan kebugaran dan kesehatan, dengan program yang dikeluarkan oleh penyedia layanan kesehatan," tulis Microsoft dalam Ketentuan Layanan perusahaan.
"Mereka (bot) tidak dirancang atau dimaksudkan sebagai pengganti saran medis profesional atau untuk digunakan dalam diagnosis, penyembuhan, mitigasi, pencegahan, atau pengobatan penyakit atau kondisi lainnya," tulis Microsoft.
Microsoft juga menyatakan pihaknya tidak bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat pengguna, berdasarkan informasi dari bot tentang saran medis.
Perusahaan yang didirkan Bill Gates itu tetap menyarankan pengguna untuk berkonsultasi ke tenaga profesional, seperti dokter, dan menanyakan pertanyaan apa pun yang berkaitan dengan kondisi medis, kebugaran, atau program kesehatan sebelum menggunakan bot kesehatan berbasis AI.
Baca juga: Hacker Iran Intervensi Pilpres AS, Terungkap dari Laporan Microsoft
Selain meluruskan peran AI, Microsoft juga melarang pengguna memakai AI-nya untuk mengekstrak data tanpa izin, hingga memakai data hasil AI-nya untuk melatih layanan AI lain.
"Anda tidak boleh memakai layanan AI untuk menemukan komponen dasar model, algoritma dan sistem," tulis Microsoft dalam kebijakan yang dipublikasikan di laman Ketentuan Layanan perusahaan.
Walaupun sudah dipublikasikan, kebijakan baru itu mulai berlaku akhir September 2024 mendatang, dihimpun KompasTekno dari Digital Trends, Rabu (21/8/2024).
Microsoft memang sudah mewanti-wanti bahwa AI bisa saja disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab. Oleh karena itu, pembaruan kebijakan ini tampaknya akan menjadi payung hukum bagi raksasa software itu, lantaran produk AI buatannya semakin populer, seperti Copilot.
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- Cara Swafoto buat Daftar Akun SSCASN Pakai WebCam atau Kamera Laptop
- Oppo A3 Versi Baru Resmi, Desain dan Spesifikasi Berbeda dari Model China
- 7 Cara Kompres Foto KTP Jadi 200 Kb buat Daftar Akun SCCASN dalam Pendaftaran CPNS 2024
- Asal Muasal Istilah "Spam", Ternyata dari Makanan Kalengan
- Telkom Group Hadirkan GPUaaS, Percepat Adopsi AI di Indonesia